Gelar Lapak di Murjani, Aksi Protes PKL Subuh Pasar Bauntung Berujung Buntu
LANGKAH Pemerintah Kota Banjarbaru menutup total Pasar Bauntung Lama, sejak Rabu (17/3/2021) rupanya berbuntut panjang. Para pedagang kaki lima (PKL) Subuh yang saban hari berdagang di pasar lawas tersebut menggelar aksi protes dengan menggelar lapak mereka di kawasan pusat kota Lapangan Murjani.
RATUSAN pedagang ini mulai berdatangan ke Lapangan Murjani sejak pukul 04.00 Wita dan berdagang efektif pukul 06.00 Wita, pada Kamis (18/3/2021). Para pedagang sayur-mayur, lauk-pauk, hingga barang dagangan lainnya melapak di trotoar dan menjalankan transaksi seperti biasa.
PKL Pasar Subuh, Nur Halimah, bilang bahwa mereka masih belum mendapatkan wadah yang layak untuk berdagang, setelah Pasar Bauntung Lama ditutup Pemkot Banjarbaru. Praktis, mereka memilih berdagang di Murjani. “Belum punya tempat yang layak untuk mencari nafkah,” kata Halimah dilansir dari KbkNews.
Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin, mendatangi pedagang usai beberapa jam pedang melapak. Ia membuka ruang dialog bagi para pedagang di Balai Kota asal pedagang bersedia menutup pasar tersebut terlebih dahulu.
BACA JUGA: Bertemu Wakil Walikota Banjarbaru, PKL Subuh Pasar Bauntung Sedia Direlokasi
Di hadapan pedagang, Aditya hanya bisa berharap para pedagang bisa pindah ke pasar-pasar kelurahan seperti di Pasar Guntung Mangga, Loktabat Utara.
Lagi pula, menurut Ovie, para PKL sebelumnya sudah bersepakat untuk pindah ke pasar-pasar tersebut, maksimal tanggal 17 Maret 2021.
“Fasilitasnya masih kurang, kita lengkapi. Jadi kita sama-sama membangun. Kami pemkot yang backup,” kata Ovie, sapaannya.
Ovie menegaskan, pihaknya jelas tak mungkin mencari wadah relokasi baru bagi para pedagang. Atau, membangun pasar baru lagi. Bagi dia, pemerintah bukanlah pesulap yang bisa membangun dalam waktu cepat.
“Jadi jalani aja dulu (berdagang di Pasar Pondok Mangga). Nanti kami evaluasi. Hanyar kita pikirkan. Jangan hari ini pian langsung menilai. Tidak bisa,” kata dia.
BACA JUGA : Walikota Silih Berganti, Pasar Bauntung Tetap Bagai Buah Simalakama
Ovie menegaskan, PKL Pasar Subuh juga tak memungkinkan untuk dipindah ke Pasar Bauntung Baru yang berlokasi di RO Ulin.
“Kasian yang di sana. Kita membangun di sana dengan konsep modern. Tidak ada lapak. Tidak ada kaki lima. Nah, ini kita berikan kaki lima ke sana (Pondok Mangga). Naik gradenya. Tapi ya kita sama-sama membangunnya,” jelas Ovie.
Di sisi lain, Politisi PPP ini juga menjelaskan pihak Pemkot Banjarbaru sudah melakukan konsultasi dengan Komnas HAM untuk memastikan apakah langkah menutup Pasar Bauntung Lama melanggar HAM. “Dan jawabannya kada,” kata dia.
Adapun pertemuan ini nyatanya berakhir buntu. Pihak PKL meminta agar pemkot mengabulkan permintaan agar mereka bisa berdagang di lokasi lawas atau relokasi ke tempat Pasar Bauntung yang baru. Permintaan itu ditolak oleh pemerintah.
Merasa tak puas dengan keputusan tersebut, perwakilan PKL memilih membubarkan diri sambil dan berjanji akan kembali membuka lapak di Lapangan Murjani. (jejakrekam)