UIN Antasari Kukuhkan Hj Masyithah Umar Menjadi Guru Besar

0

GURU besar perempuan yang kedua dikukuhkan tepat pada hari perempuan Internasional atau  International Women’s Day (IWD) dalam rapat senat terbuka yakni Prof. Dr. Hj. Masyithah Umar, M.Hum dalam bidang Ilmu Fiqh.

RAPAT tersebut digelar dengan protokol kesehatan yang ketat, tamu undangan terbatas dan dilakukan juga secara daring, bertempat di Auditorium Mastur Jahri, UIN Antasari Banjarmasin, Senin (8/3/2021), acara tersebut berlangsung hikmat.

“Suatu amanah yang harus dijaga dalam suatu pencapaian tertinggi, ini hanya sebuah label. Terpenting bagaimana suatu ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat bagi masyarakat nusa dan bangsa,” ucap Prof. Dr Hj Masyithah Umar, M.Hum.

BACA : Peringatan IWD 2021 Banjarmasin: Perempuan Bicara Upah Layak Hingga Desak Pengesahan RUU PKS

Bertepatan pada Hari Perempuan Internasional, dirinya menghimbau dan mengajak kepada perempuan untuk tidak mudah menyerah dalam setiap kondisi apapun, semangat untuk bangkit dan maju.

“Perempuan itu sebenarnya kuat, mari kita bangkit bersama dan jangan mudah menyerah,” tegasnya.

Sementara pada moment itu, Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof. Dr. Mujiburrahman, M.A mengucapkan selamat atas keberhasalilanya menjadi guru besar di UIN Antasari. Dirinya mengatakan tidaklah mudah untuk mencapai jabatan tersebut.

“Kita akui sangat sulit menjadi seorang guru besar didunia ini, adapun tugas setelah itu yang harus dilakukan seorang guru besar ada tiga yakni, menulis buku, menciptakan karya ilmiah dan mempunyai gagasan-gagasan untuk disampaikan kemasyarakat demi kemajuan bangsa,” katanya.

Dirinya berharap nantinya guru besar bisa aktif dalam setiap kegiatan kemasyarakatan disamping tugas utamanya yaitu memberikan ilmu mengajar. Apalagi pada era millenial, sebutnya guru besar juga harus membagikan pengetahuan maupun ceramah pada media sosial dan media elektronik.

“Guru besar yang ahli pada berbagai bidang tidak hanya berkutat di dunia akademik, seminar atau konferensi saja. Tapi langsung turun ke masyarakat dan melakukan ceramah agama atau membuat tulisan yang bisa dipublikasi melalui media sosial. Sehingga generasi millenial bisa mengakses,” tutur Prof Mujib.

Saat ini, di UIN Antasari Banjarmasin ada 14 guru besar, yang sebenarnya total ada 15 guru besar namun satu guru besar sudah pensiun. Iapun merasa bertambahnya jumlah guru besar bukan hanya merupakan kebanggaan secara pribadi, namun juga kebanggaan institusi.

“Semoga UIN Antasari terus mencetak lebih banyak lagi profesor yang banyak menimbulkan inspirasi, menimbulkan hal-hal yang ilmiah dalam penelitiannya, berguna bagi Nusa dan bangsa,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.