Harga Cabe dan Sayuran Merangkak Naik

0

NAIKNYA harga bahan pelengkap dapur, seperti sayur dan cabe menjadi keluhan banyak ibu rumah tangga.

IMBAS dari banjir beberapa waktu yang lalu, sempat melanda diberbagai daerah, menjadi penyebab kurangnya supply bahan pokok dan menjadi mahal.

Pantauan jejakrekam.com Sabtu (6/3/2021) di kawasan pasar tradisional Pasar Sentra Antasari dan Pasar Teluk Dalam Banjarmasin, terlihat kesibukan para buruh angkut menyambangi sejumlah mobil pickup yang membawa sayuran dari Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

BACA: Harga Cabe Rawit Sudah Tembus Rp 125 Per Kilogram

Terlihat berbagai macam jenis sayuran. Diantaranya kacang panjang, timun, dan cabe berbagai jenis seperti cabe taji, cabe hijau, cabe merah, dan cabe pionir. Namun cabe rawit tidak terlihat, lantaran belum panen.  Untuk harga juga sudah lama terlihat di pasaran, kalau cabe rawit harganya teramat mahal bisa mencapai Rp 100 ribuan per kilogram. 

Salah satu pedang sayur  di Sentral Antasari, yakni Kamilah mengaku saat ini harga sayuran masih normal. “Yah, seperti biasanya kalau lagi masa panen,” ujarnya. Kamilah menjelaskan, cabe merah atau hijau (lombok tiung) kisaran harganya Rp 60 ribu per kilogram. “Itu harga grosir (partai). Kalau harga jualan (eceran) Rp 70 ribu  hingga Rp 75  ribu per kilogram, tergantung kondisinya,” katanya. 

Sementara ditempat lain dikawasan pasar Teluk Dalam tak jauh berbeda dengan di pasar Sentral Antasari. Para pedagang sayur mayur yang terlihat menjual jenis cabe pionir atau taji, dengan kisaran harganya antara Rp 60 ribu hingga  Rp 65 ribu per kilogram. Sementara untuk cabe rawit jauh lebih mahal, mencapai Rp 100 ribu/kg. “Itupun kalau ada barangnya, sekarang ini lombok jenis rawit langka di pasaran, Ucap Muhammad Irfan pedang pasar Teluk Dalam.

Menurut Irfan kendala utama disebabkan musim penghujan sehingga para petani sayuran banyak yang gagal panen terhitung mulai awal bulan Desember hingga sekarang.

Irfan mengakui memang ada penurunan hingga mencapai sekitar 20 persen. “Biasanya dalam satu minggu laku terjual perhari atau perminggu mencapai 60 kg bahkan lebih itu pada saat tidak musim hujan, dan juga harga cabe murah ditambah para petani juga panen,” katanya.

“Kalau sekarang tak jadi masalah mahal yang penting barangnya ada, kalau cabe dan petani masih ada yang panen,” Papar Irfan.

Tidak berbeda dengan pedagang di pasar, pedagang sayur keliling pun merasakan dampak yang sama. Seperti Diana yang terpaksa saya harus menambah modal usaha, sebab semua barang harganya naik. “Mau tidak mau untuk melengkapi dagangan, otomatis harga jual juga ikut naik walaupun tak seberapa. Yang penting saya bisa berusaha,” keluhnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.