Huntara Rampung Telah Dihuni Warga, IAI Kalsel Rancang Bangunan Tahan Arus Air

0

BERPACU dengan waktu, penggarapan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), terutama di Kecamatan Batu Benawa dan Hantakan, terus digenjot.

KETUA Tim Relawan Arsitek Peduli Banua dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalimantan Selatan, Akbar Rahman mengungkapkan sesuai target yang dipatok, pada pekan ini bisa dirampungkan tiga unit huntara untuk 36 kepala keluarga (KK).

“Memang dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, turut memperlambat proses pembangunan huntara. Untuk sementara, baru selesai satu unit di Desa Baru Waki, Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten HST,” ucap Akbar Rahman kepada jejakrekam.com, Senin (22/2/2021).

Dengan rampungnya huntara itu, tenda-tenda darurat tempat pengungsian warga korban banjir pun telah dibongkar. Huntara yang telah dibangun pun bisa dihuni warga.

Kolaborasi antara IAI bersama Pemkab HST melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) telah merampungkan beberapa unit huntara.

BACA : Lima Unit Huntara di HST Mulai Dibangun, IAI Kalsel Galang Donasi

“Dari Pemkab HST, sudah rampung satu unit huntara untuk 10 kepala keluarga. Jadi, masih ada dua unit yang sedang dibangun pemerintah daerah. Jadi, pemda akan membangun tiga unit huntara, begitu pula dari IAI Kalsel akan membangun tiga unit,” papar dosen Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

Menurut Akbar, satu unit yang digarap IAI melalui donasi berbagai pihak itu akan bisa menampung 12 kepala keluarga asal Desa Baru Waki, Batu Benar.

Ia mengungkapkan sumber pendanaan pembangunan huntara ini berasal dari sumbangan Indocement sebesar Rp 95 juta untuk pembangunan satu unit huntara dan 2 MCK.

“Ada pula sumbangan dari Hasnur Group sebesar Rp 85 juta untuk satu unit huntara dan satu MCK. Sisanya, donasi dari berbagai masyarakat nilainya Rp 50 juta dalam bentuk material bangunan dan lainnya,” ucap doktor lulusan Saga University Jepang ini.

BACA JUGA : Menilik Kondisi Lia, Usai Banjir dan Tanah Longsor di Hantakan

Akbar mengakui pasca banjir ini, maka proses penataan kawasan sangat dibutuhkan, terkait migitasi bencana untuk menyiapkan desa tangguh bencana.

“Makanya, kami berencana membuat desain bangunan yang tahan terhadap arus air. Sedangkan, untuk beberapa titik rawan bencana, kami sarankan agar pemerintah daerah segera menjalankan program relokasi ke tempat yang jauh lebih aman,” kata arsitek Banua ini.

Akbar juga mengatakan dengan berbagai disiplin ilmu, pihaknya juga terus mengedukasi masyarakat agar menjaga lingkungan dan bersahabat dengan alam. Sebab, menurut dia, bencana alam berupa banjir bandang yang melanda Kecamatan Hantakan dan Batu Benawa harus menjadi pembelajaran berharga dalam menghargai keberadaan alam.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.