Pakar Kesehatan: Pemetaan Zonasi Covid-19 Penting untuk Diketahui Masyarakat

0

RIBUT soal mendadak hilangnya peta sebaran zonasi per kelurahan dalam data Covid-19 yang disajikan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sejak Rabu (17/2/2021), menimbulkan banyak pertanyaan.

PANTAUAN jejakrekam.com di unggahan itu, tak sedikit yang bertanya mengapa peta wilayah sebaran kasus tak lagi ditampilkan. Seperti akun bernama @fuad_zazg.

“Min, data perkelurahan gak ada? Seperti biasanya. Terus, kenapa yang sudah diposting dihapus min?,” tulisnya. “Peta sebaran itu yang paling penting,” kata akun bernama @marulibintang7.

“Peta sebaran sudah tidak ada lagi karena sudah banyak yang menuju merah lah? Kok komunikasi sense of crisis nya kayak gini? Ngapain ditutup-tutupi?

BACA : Tak Konsisten, Sajian Data Covid-19 Banjarmasin Berubah-Ubah

Katakanlah walau itu pahit tuk dikatakan, ketimbang menyembunyikan dan membuat masyarakat menganggap semuanya biasa aja dan positivity rate pun tetap di atas 20an persen. Ups,” ujar akun @wargajelatah.

Pakar Kesehatan dari Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari, Meilya Farika Indah menyebut, pemetaan zona merupakan salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat perihal tingkat kerentanan penyebaran Covid-19 di suatu wilayah.

“Pemetaan zonasi membuat masyarakat lebih tahu kawasan mana yang memiliki resiko kerentanan,” jelasnya kepada jejakrekam.com.

Selain itu, menurutnya pemetaan zonasi juga bermanfaat dalam pengambilan sebuah kebijakan. Misalnya, kata dia, pada zona hijau, kebijakan seperti aktivitas belajar di sekolah, keagamaan, bisnis dan transportasi sudah dapat dijalankan dengan protokol kesehatan.

BACA JUGA : Pj Gubernur Kalsel Target Vaksinasi Covid-19 Untuk Nakes Tuntas Pekan Ke-3 Februari

“Meski tidak terdampak, pada tingkat ini tetap ada resiko penyebaran virus. Namun hanya di tempat-tempat isolasi. Dan tetap perlu dilakukan pengawasan secara ketat dan berkala agar tidak terjadi potensi kasus baru,” katanya.

Untuk zona kuning, dapat terjadi beberapa penularan tapi dapat terkendali dan tidak bertambah. Dalam penerapannya, dapat diberlakukan seperti zona hijau akan tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat dan terbatas.

Sedangkan pada resiko sedang, penyebaran penyakitnya tinggi dan tidak terjadi terkendali. Sangat penting untuk dilakukan masif testing dan Tracing.

“Dan kebijakan yang dapat diambil pada zona oranye ini, agar kelompok yang rentan seperti lansia dan cormobid, disarankan untuk tetap berada di rumah. Aktivitas dan fasilitas umum seperti sekolah ditutup,” tambahnya.

Kemudian zona merah, menurutnya memiliki resiko tinggi. Kondisi tersebut, kata Meilya, menunjukkan terjadinya penyebaran Covid-19 yang tidak terkendali.

Terjadi dengan cepat, wabah menyebar secara luas dan banyak kluster-kluster baru.

“Kebijakan yang harus diambil pemerintah adalah wajib testing dan tracing yang agresif,” tutupnya.(jejakrekam)

Penulis Riki
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.