Lima Unit Huntara di HST Mulai Dibangun, IAI Kalsel Galang Donasi

0

PEMBANGUNAN hunian sementara (huntara) untuk korban banjr Kalimantan Selatn, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) mulai digarap.

TERDATA sementara hingga Minggu (14/2/2021) telah berjalan pembangunan sebanyak lima unit huntara. Lokasi pembangunan huntara terletak di Desa Baru, Wake, Kecamatan Batu Benawa sebanyak tiga unit.  Sedangkan dua unit lainnya berlokasi di Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten HST.

Dari 5 unit tersebut, tiga unit huntara merupakansumbangan dari berbagai donasi yang dikelola Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalsel. Sedangkan, dua unit lain dibangun Pemkab HST.

Direncanakan, pembangunan huntara di Kabupaten HST sebanyak 11 hingga 12 unit. Dimana enam unit akan dibangun Pemkab HST melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) setempat. Sisanya, 6 unit lainnya dibangun melalui donasi organisasi profesi para arsitek Banua ini.

BACA : Menilik Kondisi Lia, Usai Banjir dan Tanah Longsor di Hantakan

Ketua Tim Relawan Arsitek Peduli Banua, Akbar Rahman mengakui ada beberapa kendala ditemui dalam pembangunan huntara ini.

“Kendala yang dihadapi di lapangan seperti naiknya harga material bangunan, kondisi cuaca yang sering hujan serta sulitnya mobilisasimaterial karena jalan dan jembatan yang putus,” ucap Akbar Rahman kepada jejakrekam.com, Senin (15/12/2021).

Selain itu, menurut dia, jumlah tenaga kerja yang tersedia juga terbilang masihminim. Meski beberapa hal ini menghambat proses pembangunan. Tapi tim terus mencari solusi agar pembangunan bisa cepat diselesaikan.

“Ya, seperti membawa material langsung dari Banjarmasin. Baik material yang dibeli oleh tim maupun material yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk mengatasi minimnya tenaga kerja, Tim relawan juga memberdayakan warga lokal untuk terlibat dalam pembangunan,” papar dosen jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

BACA JUGA : Dibalik Banjir Besar dan Longsor di Hantakan, Ada Pembabatan Pohon Tahun 1982

Diakui Akbar, selain itu, ternyata kehadiran para relawan pembangunan dari Majelis Muhbbatussholihin Martapura dan Majelis Raudhatul Ikhwan Banjarbaru, sangat membantu di lapangan.

“Sampai saat ini masih diperlukan pembangunan untuk lima hingga enam unit Huntara lagi. Karenanya masih diperlukan bantuan dari berbagai pihak. Baik dalam bentuk donasi maupun material bangunan,” urai doktor alumni Saga University Jepang ini.

Menurut Akbar, tentu dalam memuluskan pembangunan huntara itu sangat dibutuhkan kehadiran para relawan, khusunya yang mempunyai keahlian dalam pertukangan dan konstruksi baja ringan.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.