KEPALA Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanbu, Abdul Rahim, menceritakan pengalaman ganjilnya sebelum proses evakuasi korban terakhir tambang longsor atas nama Misgoyo (53 tahun), yang ditemukan pada Senin (1/2/2021) siang.
PADA Minggu (31/1/2021) malam, ia mengaku ditelpon oleh pria misterius. Ia merasa aneh lantaran orang tersebut tak bicara banyak dalam panggilan.
“Bunyi dalam telpon itu cuma isinya ‘bulik, bulik, bulik ‘ (pulang). Suaranya tak jelas karena sinyal,” ujar Rahim.
Ia mengaku menerima panggilan itu dalam keadaan sadar. Berangkat dari hal ganjil itu, ia bersama relawan lainnya kemudian memutuskan untuk kembali mendatangi lokasi tambang longsor, meski sebelumnya proses evakuasi sudah resmi dihentikan.
Firasatnya lantas terbukti. Kata Rahim, korban dengan mudahnya ditemukan oleh para relawan di lokasi tersebut di tanah longsoran. Ia dijumpai tertimbun tak jauh dari lokasi tempat di mana anaknya yang bernama Imam (23 tahun) ditemukan.
“Penemuan salah satu korban ini ada keanehan. Anggaplah seperti gaib. Lagipula sesuai SOP, setelah tujuh hari proses pencarian (memang) dihentikan. Lokasi terakhir sangat rawan longsor, sehingga waktu itu ditambah satu hari tetapi tidak juga ditemukan. Tetapi hari ini sudah ditemukan,” bebernya.
Adapun dengan ditemukannya korban terakhir ini, jumlah korban jiwa akibat longsor yang terjadi pada Minggu (24/1/2021) ini berjumlah 10 orang. Sementara, 12 pekerja lain dinyatakan selamat. (jejakrekam)