Kalsel Kreatif Forum Dorong Kolaborasi Lintas Sektor untuk Pengembangan Ekraf

0

KETUA Kalsel Kreatif Forum (KKF), Farid Faturrahman, mendorong adanya upaya dari pemerintah daerah, perbankan, hingga akademisi untuk ikut berkolaborasi mengembangkan sektor ekonomi kreatif (ekraf) di Banua.

MENURUT Farid, potensi pelaku ekraf untuk mendorong perekonomian di daerah jelas besar. Di forumnya saja, dia membeberkan ada sekitar 300 penggiat ekraf di Kalsel yang tergabung.

“Sinergi lintas sektor menjadi kunci untuk memajukan ekonomi kreatif di Kalsel, mengingat potensinya sangat besar,” ujar Farid kepada jejakrekam, Jum’at (8/1/2020).

Farid mengakui belakangan sektor ekraf sekarang juga menjadi booming. Maka dari itu, ia mendorong lini bisnis ini bisa menjadi andalan untuk menggerakkan roda ekonomi.

“Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai daerah lain di dunia,” ucap Head of Cerdas Banua Mandiri Foundation ini.

Dalam waktu dekat, kata dia KKF akan menggelar kegiatan, yakni creative talk, dan pelantikan pengurus KKF Kalsel periode 2020-2023.

“Kegiatannya terbatas hanya 30 peserta, dalam protokol kesehatan yang ketat, kita mengundang sejumlah sektor untuk merumuskan lengkah ekraf di Banua kedepannya,” ungkap Farid.

Dia menuturkan kegiatan tersebut untuk mengisi miss link antar sektor di ekonomi kreatif, sehingga bisa tumbuh berkembang, terutama menghadapi Pandemi Covid-19.

Sementara itu, salah satu pelaku ekraf di Kalsel Sri Hidayah menyebut sumbangsih ekonomi kreatif tidak sedikit, misalnya produk Rumah Pengarang Charcoal Gallery produsen produk yang berbahan dasar arang menjadi kerajinan seni dan aksesoris tersebut, telah menjangkau pembeli hingga ke mancanegara.

Baginya, tidak cukup hanya mengandalkan sumber daya alam untuk menggerakkan ekonomi daerah karena lambat laun akan habis.

Akademisi FISIP ULM ini berpendapat harus mulai memikirkan sumber daya terbarukan yang menjadi andalan Banua, salah satunya ekonomi kreatif.

“Sampai kapan kita berharap pertambangan misalnya, mulai sekarang perlu ada keseriusan untuk menggerakkan ekonomi kreatif di Kalsel,” tutup Sri Hidayah.

Kontribusi sektor ekonomi kreatif Indonesia terhadap PDB hanya kalah dari Amerika Serikat dan Korea Selatan. Hal ini terutama didukung oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) uang jumlahnya mencapai 61 juta.

Dari 17 subsektor ekonomi kreatif menyumbang 7,28 persen terhadap PDB Indonesia tahun 2019 lalu, atau setara dengan lebih dari Rp 1.000 triliun. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.