Berpotensi Memicu Kekerasan Anak, Alasan Pemkot Banjarmasin Mulai Tinggalkan Belajar Daring

0

WALIKOTA Banjarmasin, Ibnu Sina, memperoleh kabar bahwa praktik kekerasan terhadap anak menjadi marak saat pemerintah menerapkan program belajar daring. Ini pula yang menjadi alasan pemkot tetap ngotot memperbolehkan pembelajaran tatap muka pada awal tahun 2021.

TINGKAT kekerasan terhadap anak meningkat, kedua anak-anak disuruh bekerja. Ada indikasi seperti itu. Kita tidak ingin seperti itu,” ucap Ibnu saat dijumpai di Banjarmasin (4/1/2021).

Selain itu, berdasar hasil penelitian, kata Ibnu, pembelajaran daring dikhawatirkan dapat memicu terciptanya generasi anak yang buruk. Apalagi proses pembelajaran secara virtual itu dilakoni dengan waktu yang cukup lama.

“Kemarin berdasar penelitian dikhawatirkan ada lost learning yang berujung pada lost generation,” tambahnya.

Diketahui, Pemkot Banjarmasin bakal menggelar belajar tatap muka di sekolah. Rencananya, 35 SMP Negeri di Banjarmasin memulai PTM pada 11 Januari dan 10 SD bakal gelar tahap simulasi lebih dulu pada 18 Januari mendatang.

Ibnu menyatakan, belajar tatap muka bisa saja dihentikan bila ditemukan kasus baru Covid-19 di sekolah tersebut.

“Begitu ditemukan kasus Covid-19 di sekolah tersebut, maka pembelajaran tatap muka kita hentikan di sekolah tersebut,” tegasnya, Selasa (29/12).

Ibnu juga berkata sekolah masih tetap boleh menggelar PTM kembali. Tapi, pihak sekolah harus kembali mengajukan permohonan pembelajaran tatap muka dari awal, dengan sejumlah persyaratan yang ditetapkan.

Di sisi lain, ia menegaskan bahwa tenaga pengajar khususnya para guru nantinya juga akan dilakukan tes swab secara massal.

Hal ini, kata dia, bertujuan agar memberi rasa aman dan keselamatan tenaga pengajar saat melakukan tugas di tengah pandemi Covid-19.

“Seluruh guru yang akan menjalani pembelajaran tatap muka itu harus diswab dulu, dan itu kita gratiskan,” tuturnya.

“Tingkat kekerasan terhadap anak meningkat, kedua anak-anak disuruh bekerja. Ada indikasi seperti itu. Kita tidak ingin seperti itu,” ucap Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, Senin (4/1/2021).

Selain itu, berdasar hasil penelitian, lanjut dia, dikhawatirkan terjadi generasi anak yang buruk jika sistem belajar daring (dalam jaringan) berlangsung cukup lama.

“Kemarin berdasar penelitian dikhawatirkan ada lost learning yang berujung pada lost generation,” tambahnya.

Diketahui, Pemkot Banjarmasin bakal menggelar belajar tatap muka di sekolah. Rencananya, 35 SMP Negeri di Banjarmasin memulai PTM pada 11 Januari dan 10 SD bakal gelar tahap simulasi lebih dulu pada 18 Januari mendatang.

Ibnu menyatakan, belajar tatap muka bisa saja dihentikan bila ditemukan kasus baru Covid-19 di sekolah tersebut.

“Begitu ditemukan kasus Covid-19 di sekolah tersebut, maka pembelajaran tatap muka kita hentikan di sekolah tersebut,” tegasnya, Selasa (29/12).

Ibnu juga berkata sekolah masih tetap boleh menggelar PTM kembali. Tapi, pihak sekolah harus kembali mengajukan permohonan pembelajaran tatap muka dari awal, dengan sejumlah persyaratan yang ditetapkan.

Di sisi lain, ia menegaskan bahwa tenaga pengajar khususnya para guru nantinya juga akan dilakukan tes swab secara massal.

Hal ini, kata dia, bertujuan agar memberi rasa aman dan keselamatan tenaga pengajar saat melakukan tugas di tengah pandemi Covid-19.

“Seluruh guru yang akan menjalani pembelajaran tatap muka itu harus diswab dulu, dan itu kita gratiskan,” tuturnya.

Ditambahkannya, usap usap corona tersebut diprioritaskan kepada para guru yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid. (jejakrekam)

Penulis Riki
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.