Sempat Tertunda Karena Pilkada, Akhirnya Jembatan Gerilya Diresmikan

0

JEMBATAN Kelayan 4 atau Gerilya yang menghubungkan kawasan Kelayan A dengan Kelayan B, Kecamatan Banjarmasin Selatan, akhirnya diresmikan, Rabu (30/12/2020) pagi.

DENGAN
panjang 50 meter dan lebar 10 meter, jembatan ini mulai dibangun sejak awal Juni lalu. Prosesi peresmian turut dihadiri pihak kontraktor pengerjaan yakni PT Hasrat Jaya Utama.

Peresmian jembatan yang menelan anggaran sekitar Rp 13,6 miliar ini diketahui tertunda dari rencana semula yakni pada awal bulan Desember ini.

Padahal, Project Manager PT Hasrat Jaya Utama, Achmad Wahyudi mengatakan, Jembatan Gerilya sebenarnya telah selesai sejak akhir bulan November lalu.

Pengerjaannya dipastikan rampung lebih awal dari target yakni pada 25 Desember 2020, sesuai kontrak antara pihak kontraktor dengan Pemerintah Kota Banjarmasin.

“Karena didukung cuaca yang bagus, material yang lancar, jadi kita bisa menyelesaikan jembatan ini di akhir bulan November,” tuturnya.

Wahyudi beralasan, Wali Kota Ibnu Sina yang saat itu tidak bisa meresmikan sejumlah agenda resmi Pemko, termasuk jembatan Gerilya.

Saat itu, Ibnu sedang menjalani masa cuti di luar tanggungan negara karena maju kembali di Pilwali 2020 yang membuat ia juga harus melepas sementara jabatan Wali Kota.

“Rencana sebelum pemilu peresmiannya, tetapi takutnya ada masalah dengan Bawaslu. Akhirnya kita tunda hingga saat ini,” ujarnya.

Peresmian ditandai dengan pemotongan rangkaian tali melati, disaksikan anggota DPRD Kota Banjarmasin, perwakilan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Banjarmasin, serta tokoh masyarakat. 

Usai diresmikan, Ibnu Sina mengatakan bahwa Jembatan Gerilya merupakan bukti dari keberlanjutan pembangunan Pemko Banjarmasin.

Selain itu, ia katakan bahwa pembangunan jembatan penghubung antara wilayah Kelayan A dan Kelayan B ini merupakan mimpi yang menjadi kenyataan.

Pasalnya, pembangunan Jembatan Gerilya ini sudah direncanakan sejak tahun 2007 silam. Tetapi, baru bisa terwujud jelang akhir tahun 2020 ini.

“Mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan oleh warga karena ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” ujarnya.

Ibnu juga katakan, Pemko tetap mengedepankan kearifan lokal dalam hal penggunaan alat tranportasi sungai yang masih banyak digunakan warga dalam pembangunan tersebut.

“Makanya kita buat dengan desain melengkung, sehingga klotok maupun transportasi sungai masih bisa lewat dibawahnya,” tuntasnya.(jejakrekam)

Penulis Riki
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.