AFK 2020, Sembilan Film Garapan Sineas Kalimantan Bersaing Raih Anugerah Mandau Perak & Emas

0

PEMUTARAN dan diskusi film nominasi Mandau Perak dan Mandau Emas dalam ajang Aruh Film Kalimantan (AFK 2020) telah digelar pada Minggu, 27 Desember hingga Senin, 28 Desember 2020 tadi.

PANITIA menjaring sembilan karya dari berbagai daerah di Kalimantan yang masuk termasuk dalam dua nominasi tersebut. Film-film tersebut diputar di Kampung Buku Banjarmasin dan secara daring di kanal Youtube Aruh Film Kalimantan.

Di nominasi Mandau Perak, misalnya, ada film berjudul Seroja garapan Team Creative Multimedia (TCM) Balangan atau SMKN 1 Batumandi, yang bercerita tentang penantian seorang perjaka bernama Rustam, menunggu dua orang adiknya pulang ke rumah saat hari raya Idul Fitri.

Adapula film berjudul ‘Dalam Rumah’,
garapan Sapakawanan Project (SMKN 3 Banjarmasin) bercerita tentang konflik rumah tangga dan ketakutan dua kakak beradik saat kedua orang tuanya bertengkar di kala makan malam bersama.

Selain itu, film Basyair Manyisir Jalan juga menarik untuk disimak. Karya besutan Komunitas Seni Film SMKN 2 Banjarmasin tersebut bercerita sepasang kekasih yang harus kandas hubungan gegara kebutuhan ekonomi yang dialami sang wanita.

BACA JUGA: Usung Tema ‘Rumah’, Aruh Film Kalimantan Tutup 2020 Dengan Kesederhanaan

Terakhir, di nominasi Mandau Perak, ada film Basamsam Pajintan, karya pelajar SMKN 3 Singkawang yang mengisahkan tentang perjalanan segerembol pelajar yang terjebak dalam berbagai macam halangan seperti ritus adat saat ingin belajar kelompok.

Pada nominasi Mandau Emas, ada film Huma Amas, garapan Muhammad Al Fayed (ISI Yogyakarta). Karya fiksi ini merekam kisah Yusni, seorang petani desa pinggiran Kaltim yang hidup berdua bersama anaknya Aji, merasakan kebimbangan untik mempertahankan sawah warisan orang tua atau menjualnya kepada tambang.

Adapula film fiksi Semicolon, besutan Alpian Purwo Subagyo (APS) Project, berkisah tentang pemuda berusia 28 tahun mengidap penyakit panic disorder yang bercerita tentang masa lalunya.

Selanjutnya, film berjudul Tulah Tungku, besutan Vera Isnaini (Historia Kreator) yang bercerita tentang kisah Jidan yang merasa terganggu dengan kedatangan Wak Saleh, lantaran mereka berdua bertemu di tengah pandemi. Ia kemudian diajari mantra melayu untuk menangkis ancaman tersebut.

Adapula, karya berjudul Puako garapan Wahyu Gunawan asal Komunitas Film Sintang, yang mengisahkan seorang nenek salah satu penduduk di Sungai Kapuas tengah melakukan ritual adat berupa buang-buang. Ritus tersebut memerlukan tumbal. Setelah menelan korbannya air sungai yang surut menjadi pasang kembali.

Terakhir, ada film eksperimental besutan Shohipul Ma’ruf (TCM) berjudul A Story From Land of Borneo yang digarap dengan hitam putih.

Keseluruhan film ini akan dinilai oleh para juri AFK 2020 seperti Andhy Pulung, Putri Anindya, hingga Dewi Alfianti. Penghargaan akan diberikan pada awarding night yang akan berlangsung pada Selasa (29/12/2020) malam ini di Kampung Buku Banjarmasin atau melalui kanal Youtube Aruh Film Kalimantan. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.