Menengok Kampung Biuku Banjarmasin, Objek Wisata Sekaligus Penangkaran Reptil Langka

0

KAWASAN Wisata Selanjung Sungai Biuku, Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara, dapat menjadi pilihan alternatif untuk berlibur di akhir pekan.

SELAIN tempatnya yang cukup asri dengan pohon-pohon yang masih hijau di kira dan kanan jalan, kampung ini juga menyimpan reptil langka yang menjadi bagian nama kampung tersebut yaitu Biuku.

Di kawasan ini juga dibangun dua ikon patung Biuku berukuran cukup besar. Patung pertama diletakkan tak jauh dari pintu gerbang. Dan kedua, lokasinya tepat di depan kolam penangkaran biuku.

Jejakrekam.com mencoba menilik kolam yang menurut warga setempat berisi sejumlah Biuku, Kamis (17/12) siang. Sayangnya, yang muncul justru bukan Biuku, melainkan kura-kura air payau seukuran bola sepak.

Ada juga kura-kura air payau yang berukuran tak lebih besar dari telapak tangan orang dewasa. Berseliweran kesana-kemari.

Salah seorang warga setempat, Bahran mengatakan, sebenarnya di kolam tersebut ada sepasang Biuku. Tetapi menurutnya, keduanya hanya muncul dari tempat persembunyiannya ketika sedang lapar.

“Apabila masih kenyang, biuku memilih membenamkan diri ke dalam tanah. Sulit untuk terlihat orang banyak,” ucapnya.

Penting diketahui. Biuku sebenarnya masih sejenis dengan kura-kura air payau. Namun yang membedakan yakni Biuku mempunyai tempurung berbentuk panjang dan selaput di kakinya.

Biuku selain disebut Tuntong Sungai, hewan satu ini juga dikenal sebagai spesies Batagur Affinis. Populasinya yang kian minim, menempatkan hewan satu ini ke dalam daftar merah. Alias, reptil dengan status langka.

BACA JUGA: Sungai Biuku Bakal Disulap Jadi Destinasi Wisata Andalan Kota Banjarmasin

Kembali ke dua Biuku. Menurut Bahran, dua biuku yang diletakkan di kolam itu sendiri, merupakan sumbangan dari warga setempat. Agar biuku tak kabur, diletakkan di sebuah kolam khusus yang dibuat sangat sederhana.

Dengan sepetak tanah berair, yang di sekelilingnya berkandang bambu-bambu kecil yang ditancapkan hingga menghujam dalam ke tanah.

“Kalau tidak dibikin kandang seperti itu, nanti biuku atau kura-kura lain bisa kabur,” ujarnya.

BACA JUGA: Puncak Festival Kampung Banjar di Sungai Biuku, Lempeng Balayung Naik Pamor

Benar saja. Kata Bahran, hewan-hewan di kolam tersebut pernah berhasil kabur. Syukurnya, yang kabur hanya kura-kura air payau. Bukan biuku. Dan itu pun berhasil ditemukan, tidak jauh dari salah satu kediaman warga setempat.

Lain Bahran, lain pula Arbiyah, yang juga merupakan warga setempat. Perempuan berusia 43 tahun itu mengaku, warga bergantian memberi makan hewan-hewan yang ada di dalam kolam.

Makanannya bervariatif. Mulai dari buah-buahan yakni pisang, hingga sayur-sayuran seperti kangkung.

Seolah tak menjadi beban berarti bagi warga setempat untuk memberi makan hewan langka tersebut, di kawasan ini juga terdapat sejumlah rekreasi.

Salah satu diantaranya, wisata susur sungai dengan menggunakan sampan. Untuk orang dewasa, ditarif Rp3 ribu. Sedangkan untuk anak-anak ditarif Rp2 ribu per-orang.

BACA JUGA: Ada Trip Baru Wisata Susur Sungai di Banjarmasin

Namun berhubung masih pandemi, yang datang ke kawasan tersebut pun mulai berkurang. “Pengunjung yang datang biasanya remaja dan yang sudah berkeluarga,” ucapnya.

Arbiyah juga mengaku bersyukur. Sejak diresmikannya kampung Biuku pada akhir Juli 2019 lalu menjadi salah satu destinasi wisata, banyak dampak positif yang didapatkan warga.

“Warga jadi sadar pentingnya kebersihan lingkungan, dan pengunjung yang datang bisa menikmati suasana alam yang asri khas pedesaan,” tutupnya. (jejakrekam)

Penulis Tim
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.