Tari Dayak Si Pujung Meriahkan Puncak Peringatan Harjad Tabalong ke-55

0

PERINGATAN Hari Jadi (Harjad) ke – 55 Kabupaten Tabalong tahun 2020 ini dimeriahkan dengan penampilan tarian Dayak Si Pujung, tarian yang menceritakan legenda masyarakat Bumi Sarabakawa.

TARI
Dayak Si Pujung yang dipersembahkan oleh Sanggar langit ni sendiri ditampilkan untuk menyambut kedatangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumulo bersama rombongan yang hadir dalam puncak Peringatan Harjad Tabalong ke – 55 tahun 2020 bertempat di halaman Pendopo Bersinar Pembataan Tabalong. Senin (14/12/2020).

Menurut Ketua Sanggar Langit, Hj Lilis Marta Diana, Selain memeriahkan Harjad Kabupaten Tabalong ke-55, Tarian Dayak Si Pujung ini juga sengaja ditampilkan untuk menyambut kedatangan Menpan RB Tjahjo Kumolo di Kabupaten Tabalong di puncak peringatan Harjad Kabupaten Tabalong tahun 2020 ini.

“Penampilan Tarian Dayak Si Pujung dalam rangka Harjad Kabupaten Tabalong ke-55 ini menjadi sangat luar biasa karena anak-anak langit bisa beratraksi di hadapan Menpan RB Bapak Tjahjo Kumolo dan Gubernur Kalsel, Bapak H Sahbirin Noor dan Bupati se KalSel yang hadir dalam puncak peringatan harjad Tabalong ini,” ujarnya kepada Jejakrekam.com, usai peringatan puncak Peringatan Harjad Tabalong ke – 55 yang berlangsung di Halaman Pendopo Bersinar Pembataan Tabalong, Senin (14/12/2020).

Persiapan tarian Dayak si Pujung Sanggar Langit Tanjung ini sendiri ungkapnya sudah di lakukan oleh team dan instruktur tari Gazali Rahman kurang lebih satu bulan lamanya dengan penjadwalan seminggu 3 kali latihan disamping persiapan property dan pendukung lainnya.

Sanggar Langit Tanjung ini tambah Lilis, merupakan sanggar seni binaan Pemkab Tabalong yang dalam penampilannya pada tarian Dayak si Pujung ini melibatkan 10 penari yang terdiri dari tiga laki-laki dan tujuh perempuan.

Menurut Lilis, pihaknya mengangkat cerita si Pujung ini karena di samping terinpirasi dari buku yang pernah ditulisnya, cerita si Pujung ini juga merupakan legenda asli dari bumi Sarabakawa, yang konon relief batu kutukan itu bisa didapati di tebing sungai Desa Pujung Kecamatan Bintang Ara Tabalong.

Karena masih menurut Lilis, berkunjungnya salah seorang menteri negara ini ke Bumi Sarabakawa ini menjadi kesempatan masyarakat Tabalong untuk mempromosikan  daerahnya.

Tari Dayak Si Pujung ini dalam sinopsisnya menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Si Pujung yang merupakan anak saudagar yang sakti. Pujung juha pandai menari dan bermain kuntau.

Cerita diawali dengan dari jaman rakyat kerajaan Tanjung Puri yang saat itu ingin mengadakan pesta aruh adat atas hasil ladang dan kebun yg melimpah.

Pesta diramaikan dengan tarian dan si Pujung dipasangkan menari dengan Putri Tunjung Sari, pada saat itulah Pujung mulai jatuh hati sampai ia tergila-gila terhadap Putri Tunjung Sari.

Cerita kemudian berlanjut, di pinggiran sungai ketika putri bersama teman-temannya sedang mandi dan mencuci. Tiba-tiba terdengar suara aneh yang menakutkan, sepasang jin telah merasuki jiwa Si Pujung.

Jin jahat yang menggoda, membujuk dan membakar syahwatnya. Dengan mata merah, liar, beringas Pujung memanggil Putri Tunjung Sari untuk mengajak bercinta.

Putri dan teman-temannya lari ketakutan sampai putri terjatuh ke dalam pusaran arus sungai yg bergejolak, ia berteriak minta tolong sampai suaranya menghilang dan tubuhnya tenggelam.

Saat itu Pujung sadar, panik, bingung mengiba dengan penuh penyesalan. Langit gemuruh, hujan deras. Tak lama setelah kejadian itu, datanglah seorang paruh baya yang tak lain adalah ayah Putri Tanjung Sari.

Orang tua tersebut datang dengan tergopoh-gopoh, marah, murka karena telah membuat anak gadisnya hilang. Dengan air mata berlinang, tubuh gemetar, ia bersimpuh bersujud ke langit dan mengutuk Si Pujung dan cerita pun berakhir.(jejakrekam)

Penulis Herry
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.