Persaingan Suara Tiga Kandidat di Pilkada Banjarbaru Diprediksi Sengit

0

PERSAINGAN suara di Pilkada Banjarbaru diprediksi bakal berlangsung seru dan sengit. Ini setelah tiga pasangan calon (paslon) yang memiliki latarbelakang kian mantap melaju hingga puncak kontestasi 9 Desember 2020.

PENGAMAT Politik dan Kebijakan Publik FISIP ULM, Taufik Arbain, mengatakan bahwa dari catatan survey pun, elektabilitas semua paslon yang berlaga terpantau fluktuatif. Baik duet Gusti Iskandar-Iwan, Aditya–Wartono maupun Martinus- Darmawan Jaya.

“Yang menarik adalah paslon 01. Gusti Iskandar-Iwan sebagai kompetitor pendatang baru relatif cepat dalam mendorong elektabilitasnya. Ini nampak bahwa mesin partai mereka bekerja, loyalis Iwan di dapilnya juga masih setia. Posisi calon 01 diprediksi oleh banyak pihak membayang-bayangi paslon 02 dan 03,” kata Taufik dalam keterangan tertulis yang diterima jejakrekam.com, Selasa (8/12/2020).

BACA JUGA: Teken Perjanjian, Seluruh Kontestan Pilwali Banjarbaru Komitmen Gelar Pilkada Sehat

Meski demikian, paslon Gusti Iskandar-Iwan dinilai bakal kesulitan melampaui angka elektabilitas Aditya-Wartono maupun Martinus-Jaya. Paslon nomor urut 2 dan 3 memiliki loyalis yang lebih kuat terlebih dahulu.

“Ketika pasangan calon menjadi tiga, justru pemilih loyalis Nadjmi terbelah dan terdegradasi, ke paslon Gusti Iskandar-Iwan dan Aditya Wartono. Demikian juga menyeberangnya pak Iwan ke Gusti Iskandar terhadap posisi Aditya. Namun demikian, terdegradasinya elektabilitas pasangan Martinus– Jaya, ketimbang masa almarhum Nadjmi justru sangat masif dari waktu ke waktu,” tuturnya.

BACA JUGA: Anggap Semua Wilayah Pilkada Rawan, Polda Kalsel Terjunkan 4 Kompi Brimob dan 2/3 Kekuatan

“Jadi semakin masif dan kencang gerakan Gusti Iskandar _Iwan, justru yang kurang diuntungkan adalah pasangan Martinus- Jaya. Namun, demikian gerakan 01 kesulitan melampaui angka elektabilitas milik 02 maupun 03 itu sendiri. Sehingga yang berebut tiket kemenangan Banjarbaru adalah 02 dan 03,” tambah Taufik.

Kendati demikian, Taufik masih mempertanyak seberapa mampu kekuatan tim sukses Aditya mempengaruhi agar tingkat kemantapan bertahan di atas 70%, dan mendapat dukungan dari terdegradasinya suara kompetitor lain?

“Demikian juga seberapa mampu Martinus–Jaya mempertahankan basis suaranya dan kemantapan pemilihnya sehingga tidak terdegradasi yang perbedaannya hanya berada pada angka margin error dengan pihak kompetitor lain,” tandas Taufik yang juga Direktur Lembaga Survei Banua Meter ini. (jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.