Jemput Pemilih Pasien Covid-19 di RS, Petugas KPPS Takut Kena Terjangkit Corona

0

ADA kekhawatiran para petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) saat hari pemungutan suara pada Rabu, 9 Desember 2020 nanti. Ini menyangkut aspek keselamatan dan keamanan kesehatannya karena masih berada di masa pandemi virus Corona (Covid-19).

SEBAB, saat ini, sejumlah rumah sakit khususnya yang ditetapkan pemerintah pusat maupun Pemprov Kalsel sebagai fasilitas kesehatan rujukan pasien Covid-19. Seperti di Banjarmasin, RSUD Ulin dan RSUD Moch Ansari Saleh.

Menariknya, justru hanya satu petugas KPPS yang dibekali baju azmat atau alat pelindung diri (APD) untuk mendatangi pasien yang masih dirawat di rumah sakit.

Salah satu wadah terdekat itu adalah TPS 13 Kelurahan Alalak Utara, Banjarmasin Utara yang merupakan tempat pemungutan suara (TPS) akan melayani pasien, pengunjung maupun karyawan RSUD Moch Ansari Saleh. Sedangkan, rumah sakit pelat merah milik Pemprov Kalsel di bilangan Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi itu merupakan salah satu rumah sakit rujukan pasien Covid-19.

BACA : Terpapar Covid-19, Kepala Bagian TU RSUD Ansari Saleh Tutup Usia

Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Banjarmasin Utara, Iberahim mengakui ada kekhawatiran jika petugas KPPS dibantu petugas pengawas pemilihan lapangan (PPL) serta saksi pasangan calon (paslon) saat mendatangi RSUD Moch Ansari Saleh.

“Yang mengenakan baju hazmat atau dibekali APD itu hanya petugas KPPS yang akan mendatangi pasien atau keluarga pengunjung di rumah sakit. Sementara, PPL dan saksi tidak dibekali itu, apakah mereka nanti berani masuk ke rumah sakit itu, pasti mereka juga takut terjangkit Corona?” ucap Iberahim kepada jejakrekam.com, Senin (7/12/2020).

Menurut Iberahim, berdasar aturan atau petunjuk teknis, bagi pasien yang sakit baik penyakit umum maupun khusus termasuk Covid-19 harus disambangi agar hak suaranya tak hilang dalam pilkada serentak nanti.

“Ini yang khawatirkan. Sebelumnya, sudah ada petugas KPPS yang telah turut terinfeksi Covid-19, langsung mengundurkan diri. Dia sekarang tengah melakukan isolasi mandiri,” kata Iberahim.

BACA JUGA : Berjuang Lawan Covid-19, Turut Terinfeksi Kepala IGD RSUD Ansari Saleh Meninggal Dunia

Nah, dengan kondisi itu, Iberahim berharap agar KPU Kota Banjarmasin bisa segera memfasilitasi sehingga hak pilih yang dipilih para pasien Covid-19 tidak hilang.

“Nah, kalau mereka misalkan bukan warga Banjarmasin, sehingga bisa menyalurkan hak suara untuk memilih paslon Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel. Kalau warga kota ini, tentu bisa memilih calon Walikota-Wakil Walikota Banjarmasin. Ini juga tak terpikirkan sebelumnya,” aku Iberahim.

Terpisah, Direktur RSUD Moch Ansari Saleh Dr Izzak Zoelkarnain Akbar mengakui hingga saat ini, ada 33 pasien Covid-19 yang tengah dirawat di rumah sakit yang dipimpinnya. Rinciannya, ada 28 pasien yang ditempatkan di ruang isolasi, dan 5 pasien tengah dirawat di ICCU RSUD Moch Ansari Saleh.

“Tentu untuk 28 pasien Covid-19 yang berada di ruang isolasi, masih kami perbolehkan untuk didatangi petugas KPPS. Sedangkan, lima pasien yang harus mendapat perawatan intensif, tentu sangat berisiko. Apalagi, hingga kini, mereka tengah mengalami gangguan pernapasan akibat terinfeksi Covid-19,” tutur dokter Izzak.

BACA JUGA : Efek Libur Panjang November, Kini Banjarbaru Ditetapkan Zona Merah Covid-19

Ia memastikan semua pasien Covid-19 itu merupakan warga Kalsel, karena hampir beberapa bulan ini, RSUD Moch Ansari Saleh tak lagi menerima rujukan pasien dari Kalimantan Tengah.

“Semua pasien Covid-19, kami pastikan warga Kalsel, jadi mereka berhak untuk menyalurkan hak pilihnya untuk memilih paslon Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel. Nah, kami belum tahu secara rinci, alamatnya, nanti bisa dilihat dari KTP, apakah warga Banjarmasin atau luar daerah. Kalau warga Banjarmasin, maka bisa memilih paslon walikota-wakil walikota,” kata Izzak.

Agar pasien Covid-19 tak kehilangan hak suara, Izzak memastikan pihak RSUD Moch Ansari Saleh siap memfasilitasi bagi petugas KPPS, PPL serta saksi untuk mengenakan APD saat berada di rumah sakit.

“Kalau memang tidak disediakan APD, ya kami siapkan. Kami akan bantu agar pasien Covid-19 yang bergejala ringan dan sedang bisa memilih seperti orang lain. Terpenting, tentu tetap disiplin dengan protokol kesehatan,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahim/Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.