Pasar Tradisional di Banjarmasin Terkesan Kumuh, Mengapa Tak Bisa Tertata Apik? Ini Sorotan Ananda

0

SUDAH menjadi rahasia umum, pasar tradisional terkesan kumuh, jorok dan berbau. Tak terkecuali Banjarmasin, nyaris tak ada pasar yang terlihat tertata apik, bersih, dan nyaman untuk berdagang maupun bagi pembeli.

BERDASAR data Badan Pusat Statistik (BPS) Banjarmasin, dari lima kecamatan yang ada di ibukota Kalimantan Selatan, memang kawasan Banjarmasin Tengah paling terbanyak memiliki pasar. Tercatat, di pusat kota ini terdapat 26 pasar seperti Pasar Ujung Murung, Pasar Baru, Pasar Sudimampir, Pasar Cempaka, Pasar Niaga, dan pasar modern yang dikelola swasta atau semi modern seperti Duta Mall, Mitra Plaza dan Pasar Sentra Antasari.

Sedangkan, di kecamatan lainnya, merupakan pasar tradisional maupun pasar lingkungan, baik milik Pemkot Banjarmasin maupun dikelola pihak swasta. Sebarannya bisa dihitung dengan jari.

Tak tertata dan terawatnya pasar-pasar tradisonal di Banjarmasin juga jadi sorotan calon Walikota Banjarmasin Hj Ananda saat berdialog dengan awak media jejakrekam.com, Jumat (27/11/2020).

BACA : Kunjungi Jejakrekam, Ananda Bedah Problematika Banjarmasin sebagai Kota Sungai

“Mengapa kota lain seperti Yogyakarta, Solo, Bandung, Klaten dan lainnya bisa lebih bagus menata pasar tradisional, bahkan menjadi destinasi wisata seperti Pasar Klewer Solo, Pasar Beringharjo Yogyakarta, Pasar Wedi Klaten, Pasar Sarijadi Bandung dan Pasar Turi Surabaya. Ini harusnya yang kita tiru, karena saya yakin warga Banjarmasin itu tentu suka pasarnya bersih, rapi dan tertata,” ucap mantan Ketua DPRD Banjarmasin ini.

Ananda mengaku pernah mendesak agar Dinas Pengelolaan Pasar, sebelum kini ditangani Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Diperdagin) Banjarmasin agar bisa membuat pilot project (proyek percontohan) satu pasar yang tertata, bersih dan rapi seperti kota-kota lainnya.

“Dulu, alasannya ketika Kepala Dinas Pasar (Hermansyah) tidak ada dananya. Padahal, soal dana, tentu DPRD Banjarmasin siap mendukung soal anggaran. Cukup satu pasar dulu ditata, jadi contoh. Tentu pasar-pasar lain akan meniru. Coba lihat sekarang, pasar-pasar tradisional yang ada di Banjarmasin, seperti sekarang,” cecar Hj Ananda.

BACA JUGA : Perda Direvisi, Tarif Harian Retribusi Pasar di Banjarmasin Dinaikkan

Menurut dia, jika pasar tertata, apik dan bersih, tentu para pengunjung terutama ibu-ibu bisa berdandan rapi layaknya pergi ke pusat perbelanjaan modern atau mall.

“Makanya, ke depan, jika kami berdua Pak Mushaffa Zakir (calon Wakil Walikota Banjarmasin) mendapat amanah sebagai pemimpin kota, maka pembenahan pasar tradisional masuk skala prioritas. Walau pun, kepemimpinan ke depan, masa jabatan paling lama hanya empat tahun, tapi setidaknya ada contoh pasar yang tertata di Banjarmasin,” tutur Hj Ananda.

Bagi politisi perempuan Golkar, bagaimana pun Banjarmasin hanya mengandalkan sektor perdagangan dan jasa, maka pasar-pasar yang memiliki nilai historis serta jadi pusat perdagangan bagi Kalsel, hingga provinsi tetangga, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur harus lebih tertata.

“Jika pasar tradisional baik, tentu roda perekonomian bergerak. Apalagi, Banjarmasin memiliki potensi strategis sebagai gerbangnya ibukota negara (IKN) di Kaltim,” papar Ananda.

BACA JUGA : Berakhir pada 2021, Demi PAD, HGB Pasar Sudirapi Jadi Incaran Pemkot Banjarmasin

Ia juga menyoroti soal saluran drainase di depan Pasar Sentra Antasari, Jalan Pangeran Antasari, setiap hujan deras selalu terendam serta menebar bau tak menyedapkan. “Ini membuktikan jika sistem drainase di kawasan Pasar Sentra Antasari. Makanya, pasar itu pun terlihat kumuh dan jorok. Ini harusnya segera diatasi,” kata Ananda.

Menurut dia, dalam menata pasar-pasar di Banjarmasin, tentu membutuhkan sinergitas dan dukungan semua elemen, termasuk kalangan para pedagang sendiri. “Nah, kalau Banjarmasin punya pasar yang bersih, tertata dan nyaman, tentu orang akan lebih senang ke pasar tradisional dibandingkan ke mall untuk berbelanja, karena harganya tentu lebih murah. Ini jauh menguntungkan para pedagang sendiri,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.