Foto: Istimewa
KANTOR Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Kalimantan Selatan terus mendorong pelaku usaha di Banua agar getol mengajukan sertifikasi hak paten serta merk.
HAL demikian disampaikan pihak Kanwil Kemenkumham Kalsel dalam Seminar Kekayaan Intelektual Tahun 2020 yang digelar Kemenkumham Kalsel, Senin (30/11/2020) di Hotel Golden Tulip Banjarmasin
Pengetahuan soal kekayaan intelektual ini terus digalakkan agar produk para pelaku bisnis di Kalsel dapat terlindungi dari sejumlah gangguan hak cipta.
Dalam kesempatan itu, pelaku usaha pun diminta tak perlu khawatir lantaran proses pengajuan paten dan merek kini sudah dipangkas.
“Kami melakukan terobosan dalam pemangkasan waktu pendaftaran paten. Paten sederhana yang biasanya 12 bulan menjadi 6 bulan. Merek yang biasanya 180 hari menjadi 30 hari jika tidak ada yang keberatan, jika ada yang keberatan maka akan menjadi 90 hari”, kata Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Freddy Haris.
Menurut Freddy, kekayaan intelektual mesti mendapat perlindungan agar kreativitas yang dihasilkan pelaku usaha mendapat jaminan hukum.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Syaiful Azhari dalam kesempatan seminar itu juga mendorong pelaku usaha aktif mendaftarkan hasil kekayaan intelektualnya.
“Industri-industri lokal dapat menembus pasar global, salah satu caranya yaitu dengan memaksimalkan produk-produk lokal melalui peningkatan kapasitas bagi daerah-daerah yang berpotensi. Lalu perlu ada kesadaran untuk melindungi paten dari para pelaku usaha kreatif,” ujarnya.
Selain penyampaian materi soal kekayaan intelektual, dalam kesempatan ini juga dibentuk Forum Komunikasi Penggiat Kekayaan Intelektual Kalimantan Selatan.
“Forum tersebut diharapkan mendorong Pemerintah Daerah untuk membuat regulasi terkait perlindungan dan pemajuan Kekayaan Intelektual Kalimantan Selatan,” ujarnya. (jejakrekam)