Narasi Perempuan Tuntut Kekerasan Berbasis Gender Dihentikan lewat Aksi 16HAKtP

0

KOMUNITAS Narasi Perempuan turut mengkampanyekan agenda 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP) di Jalan S. Parman, Kota Banjarmasin, Rabu (25/11/2020)

TERDIRI dari empat anggota yang turun aksi, mereka membawa sederet isu seperti stop diskriminasi berbasis gender, kekerasan seksual di dunia kerja, penyelesaian kasus perkosaan 98, kasus kekerasan terhadap perempuan Papua hingga problem upah murah.

“Aksi ini pertama kalinya diadakan di Banjarmasin, padahal kita ketahui sejak tahun 2003 adanya aksi 16HAKtP ini. Cuman, ternyata masih banyak yang belum tahu apa sih gerakan ini,” kata perwakilan Narasi Perempuan, Rizki Anggarini Santika Febriani di sela aksi.

Diperingati 25 November hingga 10 Desember 2020 mendatang, Rizky menjelaskan gerakan aksi ini hanya awal dari rentetan 16HAKtP. Rencana aksi lanjutanya dilangsungkan lewat agenda pembagian masker. Puncaknya di tanggal 10 Desember, para aktivis Narasi Perempuan turut menyuarakan isu penolakan Omnibus Law, hingga RUU Ketahanan Keluarga.

“Sebenarnya isu-isu tentang perempuan, kesetaraan gender itu memang tidak seksi di Banjarmasin. Arti tidak seksi di sini, awareness kurang dari masyarakatnya sendiri,” ujarnya.

Padahal, menurut Kiky, data statistik perkawinan anak sangat tinggi di Kalimantan Selatan. Sesuai penyelidikan Narasi Perempuan, diakui Kiky, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan yang sering terjadi di ruang keluarga dan kampus-kampus.

“Kalo kasus di Banjarmasin tidak dilihat dari statistik ya. Tapi datangnya dari laporan-laporan ke aku itu banyak, korbannya hanya curhat dan menceritakan bahwa pelecehan, kekerasan bahkan perkosaan. Rata-rata dari keluarganya sendiri,” pungkas Kiky. (jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.