Optimasi Lahan Pertanian Genjot Stok Beras di Kalsel Surplus Lebih 1 Juta Ton

0

PERSEDIAAN beras di Kalimantan Selatan dipastikan bakal tetap aman meski tengah digempur situasi pelik seperti Pandemi Virus Corona (Covid-19).

KEPALA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman, mengatakan saat ini produksi padi tahunan di Kalsel sendiri sudah mencapai 1,5 juta ton dari target 1,7 juta ton pada tahun 2020. Sedangkan, kebutuhan warga Banua cuma 400 ribu ton dalam satu tahun.

“Masyarakat Kalsel sebanyak 4,3 juta ini diperhitungkan memerlukan beras cuma  400 ribu ton. Kalau cuma  400 ribu ton (yang) dimakan masyarakat Kalsel, sisanya (ada) sekitar 1 juta ton. Masih surplus,” ujar Syamsir saat ditemui jejakrekam.com, Jum’at (13/11/2020).

BACA JUGA: Pemprov Kalsel Optimistis Target Produksi 1,9 Juta Ton Padi Tercapai

Syamsir melanjutkan, Provinsi Kalsel juga bakal mendapat tambahan produksi hasil sekitar 250-300 ribu pada panen Maret 2021 nanti. Otomatis, warga Kalsel tak perlu khawatir dengan kelangkaan beras.

Keberhasilan pemerintah dan petani menggenjot produksi padi dinilai bisa terwujud lantaran adanya kegiatan bantuan optimasi lahan, khususnya di sejumlah daerah Kabupaten Batola.

“Kabupaten ini mendapatkan (optimasi lahan) 9 ribu hektare. Kalau saja 9 ribu hektare dikali rata-rata 5 ton per hektare, berarti 45 ribu ton. Apalagi nanti ditambah Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Banjar. Di mana dua daerah ini komponen utama penghasil padi, sehingga kita perkirakan 1, 9 juta ton,” jelasnya.

BACA : Wabup Berry Nahdian Forqan Sebut Produksi Beras HST Berlebihan

“Stok kita sudah ada di lumbung-lumbung padi masing masing kabupaten. Secara turun temurun, petani juga sudah ada yang namanya kindai di rumah mereka, sehingga ini tidak perlu khawatir bagi daerah yang tidak menghasilkan tanaman padi , seperti Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru, semua itu kita sudah siap,” tambah Syamsir. 

Menariknya, kata Syamsir, produksi padi yang dihasilkan pada tahun 2020 ini didominasi oleh padi-padi lokal. Masyarakat Kalsel pun menurutnya lebih menggemari jenis ini ketimbang padi unggul.

“Kenapa padi lokal digemari? Ini karena padi lokal tahan lama,semakin disimpan semakin bagus, keringnya juga semakin mantap. Kalau dimasak dia tidak cepat basi, ini kekhasan di Indonesia hanya ada di Kalsel,” kata Syamsir.  

Berangkat dari hal ini pula, Syamsir mengajak para petani dan masyarakat untuk tetap sama-sama membudidayakan padi-padi daerah sendiri. Sedangkan padi unggul, menurutnya, tetap ada tapi hanya  sekitar 30 persen. (jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.