Lestarikan Seni Tradisi Madihin, Cabup Banjar Andin Sofyanoor Bersua Pemadihin Muda Astambul

0

SENI tradisi khas Banjar, Madihin tetap lestari di tengah masyarakat Kalimantan Selatan. Pembacaan syair atau puisi berisi nasihat yang terkadang jenaka itu, ternyata sangat lekat dalam keseharian para seniman tradisi Kabupaten Banjar.

PUISI rakyat yang disertai tabuhan rebana besar ini jadi perhatian calon Bupati Banjar Andin Sofyanoor. Mafhum saja, madihin yang berasal dari kosakata bahas Arab, madah berisi nasihat-nasihat baik bagi kehidupan manusia. Namun, kebanyakan syair yang dibawakan berbahasa Banjar, meski ada juga seniman madihin memasukkan beberapa kosa kata bahasa Indonesia.

Nah, saat bertemu Pemadihin muda, Gazali Rahman yang akrab disapa Rumi di Desa Sungai Tuan Ulun, Kecamatan Astambul, Cabup Banjar Andin Sofyanoor pun mencoba untuk berkolaborasi.

Bagi Andin Sofyanoor, kesenian Madihin harus dilestarikan karena menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Banjar. Ia pun mendorong agar Rumi terus menekuni seni tradisi agar tetap lestari, karena kebanyakan para ‘pemadihinan’ terbilang langka di Kalsel. “Mari kita bersama-sama peduli dengan melestarikan Madihin,” kata Andin.

BACA : Mengenang Kocaknya John Tralala, Pentaskan Madihin Kolosal

Agar seni tradisi rakyat Banjar ini tetap terjaga dan dinikmati dari generasi ke generasi, Andin yang juga dosen Universitas Achmad Yani Banjarmasin ini menegaskan dalam forum resmi pemerintahan, khususnya di Pemkab Banjar bisa mengundang para seniman Madihin atau pemadihin.

Rumi pun merasa tersanjung karena dikunjungi calon Bupati Banjar dari jalur independen. Hingga, Rumi dengan ‘terbang ganalnya’ menabuh dan membacakan syair.

Assalamamualaikum salam nang nomor satu,

wan bismillah ini bamula lagu

Pada hari ulun berbahagia kalbu,

tentunya ini ke rumah ulun kedatangan tamu,

ini pang sidin sudah batamu ke Sungai Tuan Ulu

Nama beliau Andin Sofyanor sama sama kita tahu,

Banjar Bersinar semboyannya damintu,

dalam Kacamata Andin programnya kita tahu,

semoga menginspirasi barataan penonton di segala penjuru.

Tak ingin hanya sebagai pendengar, Andin pun menyahut dengan syair berbahasa Banjar itu. Bak berbalas pantun, keduanya pun tampak asyik melantunkan syair-syair Madihin.

Wahai terima kasih oh abang Gazali,

ulun datang kesini, diterima

Mudahan mudahan pian lakas dapat bini,

supaya kada sunyi, pada musim corona.

Andin pun memuji Gazali Rahman yang ternyata cekatan dan mahir dalam memadukan tabuhan rebana besar dengan syair, dengan ritme khas Madihin.

“Bagi saya, sosok Gazali Rahman inilah disebut cahaya yang hadir di Kabupaten Banjar. Jadi, itulah yang dimaksud Banjar Bersinar. Itulah visi-misi Banjar Bersinar, menghadirkan dan menciptakan cahaya segala bidang,” katanya.

BACA JUGA : Jhon Tralala, Ikon Penghibur Serba Bisa Tanah Banjar dan Penerus Datu Madihin

Menurut Andin, sosok pemuda seperti Gazali Rahman bisa menjadi cahaya di Sungai Tuan Ulu di Kecamatan Astambul.  Sebagian tahu dan sebagian lagi tidak tahu Desa Sungai Tuan Ulu. Kehadiran Gazali membuat desa ini semakin bercahaya dan dikenal.

“Ya, setidaknya ada penerus generasi maestro Madihin, John Tralala. Semoga hari ini dan ke depan, cahaya Banjar terus bersinar, dan terbit seperti Bang Gazali Rahman,” imbuh Andin.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.