Pakar Epidemiologi Ingatkan Sebaran Covid-19 di Kalsel Berpotensi Naik Lagi

0

TREN sebaran kasus Virus Corona di Kalimantan Selatan saat ini cendrung menurun, meski setiap harinya masih saja ada kenaikan penambahan pasien positif.

MELANDAINYA sebaran Covid-19 ini diakui pula oleh pakar epidemiologi Kalsel, dr. IBG Dharma. Namun demikian, kata dia, begitu melandai, tren kasus masih berpotensi naik kembali.

“Ada tiga hal yang harus dilihat, yang pertama yang dilihat (data) epidemologinya. Berapa sih jumlah orang yang positif, suspek atau berapa yang terduga covid pada bulan berjalan,” ujarnya.

Kemudian, untuk mengetahui data persis potensi kenaikan Covid-19, Dharma menyebut juga perlu untuk pemprov mengukur berapa positive rate Covid-19.

“Jadi yang terduga itu setelah diperiksa berapa yang positif, itu juga harus dilihat dan berapa jumlah kematiannya,”kata dia.

BACA JUGA: Angka Pasien Covid-19 Harian di Kalsel Cuma Naik Dua Kasus

Selanjutnya, Dharma juga mengingatkan bahwa potensi lonjakan kasus juga harus dilihat dari naik turunnya sebaran. Apakah ada tren menurun, atau justru sehaliknya.

“Apa kah fluktuatif dan apakah trennya meningkat, itu harus di bandingkan,” ujarnya lagi.

Masih menurut Dharma, ia juga menyarankan agar potensi kenaikan bisa dilihat dari kinerja tim surveilans. Jumlah pengetesan seperti PCR atau swab bisa diukur dilihat apakah dilakukan atau malah sebaliknya. Jika pengetesan semakin tinggi, ia baru percaya data semakin bagus dan dapat dipercaya.

Rasio suspek juga perlu dilacak persentasenya. “Kalau 100 persen dilacak , berarti hebat sekali, kalau engga dilacak nanti akan naik lagi,” kata dia.

Potensin kenaikan kasus, kata Dharma, juga dilihat dari perilaku masyarakat yang sudah patuh protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak, hingga cuci tangan.

BACA JUGA: Kadinkes Kalsel Sebut Insentif Nakes Covid-19 di RSUD Ulin Sudah Dibayar

“Selanjutnya baru dilihat fasilitas, berapa jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit, apakah sudah cukup dengan covid yang sudah ditemukan, kalau tidak cukup , banyak pasien yang keliaran di luar, dan itu nanti akan menular dan bisa menjadi potensi covid-19 sehingga akan bisa naik,” bebernya.

Dharma sendiri memprediksi, bahwa covid-19 masih akan berlangsung lama, sekitar dua tahun lagi sampai akhirnya menemukan vaksin yang definitif.

“Selama ini masih uji coba dan kita tidak bisa menilai uji coba itu, sebab informasinya tertutup, sebab kita baru dengar uji cobanya sudah ini dan sudah itu, tapi nanti kita percaya sama ahli-ahli yang ada di pusat dan kita harus percaya pada pemerintah bahwa uji cobanya nanti akan terbuka secara ilmiah,” tutupnya. (jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.