Dihiasi Seni Pertunjukan, Kindai Gelar Lima Malam Menuju Hari Sumpah Pemuda

0

KINDAI Seni Kreatif (KSK) menggelar pentas virtual selama 5 malam menuju Hari Sumpah Pemuda bersama Pantomim Coach Room (PCR) dan Sanggar Attadib di Jl Kurihing, Landasan Ulin, Banjarbaru.

PENTAS virtual ini dimulai pada 23-28 Oktober 2020, berakhir tepat di hari puncak peringatan sumpah pemuda tersebut.

Dalam momentum ini, sekaligus peluncuran sepuluh buku yang diantaranya: Kepak Kupu-Kupu (SMP Negeri 9 Banjarbaru), Hijau Daun (SMPN 1 Binuang), Kepada Ranying Hattala Langit karya Abdul Karim, Munajat karya Ahmad Cahyo Setio, Stadium Tanah Ibu karya Ali Syamsudin Arsi, Kaum Perenang karya Syarif Hidayatullah, Noda dalam Pesantren karya Wafa Farha dan ketiga buku antologi Nasional yang terbit ditahun 2020 yaitu Sayur Mayur, Gabin Barandam (Kuliner) dan Corona Mengepung Listrik Melambung.

Dikemas dalam ruang apresiasi Kindai, kegiatan lima malam ini bakal diisi oleh para pegiat seni anak-anak hingga yang dewasa.

“Malam ini adalah rentetan menuju hari sumpah pemuda dan sekaligus peluncuran 9 buku yang telah diinisiasi oleh Kindai Seni Kreatif dalam proses penerbitannya. Satunya murid saya dulu dari SMP yakni Wafa Farha. Dia novelis yang produktif,” ucap Ali Syamsudin Arsi kepada jejakrekam.com, Sabtu (24/10/2020) malam.

BACA : Ketika Sastrawan dan Budayawan Banjar Galau akan Langkanya Hayati Banua

Pentas virtual secara terbatas ini, Direktur Kindai Ali Syamsudin Arsi mengisahkan bahwa di antara buku yang diluncurkan, adalah empat buku antologi pribadi yang hendak dikirim dalam sayembara Hari Puisi Indonesia 2020 tersebut.

“Namun, karena beberapa buku karyanya sangat tipis. Hanya beberapa halaman saja yang ternyata gugur dalam ketentuan tersebut, akhirnya cuma satu yaitu saya yang ngirim ke HPI pada tahun ini,” ujarnya.

Di sela peluncuran diisi oleh aksi pertunjukan pantomimer cilik asal Banjarmasin dan Banjarbaru, diantaranya: Farah, Hendy, Aziz, Fathi dan Azmi. Mereka terhimpun di SPP Kalsel yang baru didirikan dalam tahun ini.

“Sesi acara, bebas diisi pertunjukan apapun bagi mereka yang ingin menampilkan. Malam ini selain aksi pantomim, juga ada pembacaan puisi dan bapandung,” tutur sastrawan asal Banjarbaru ini.

BACA JUGA : Melawan Arus, Film Pangeran Antasari Tayang di Panggung Tipakan

Penampilan pada malam ini, Ali Arsy berterimakasih kepada Seni Pertunjukan Pantomim (SPP) Kalimantan Selatan yang digerakkan oleh rekan PCR dan Attadib.

Koordinator PCR, Ridhoni Edrianto, menyebut kelima siswa yang tampil tersebut berasal dari Banjarmasin dan Banjarbaru.

“Tiga, bimbingan saya dari Banjarbaru yakni Farah, Fathi dan Azmi. Sedangkan Hendy dan Aziz, adalah bimbingan Ahmad Hafiz dari Banjarmasin,” bebernya.

Ridhoni berkata, setiap anak memiliki imajinasi yang kuat maka pantomim adalah ruang belajarnya dalam pertunjukan seni teater akan isyarat.

BACA JUGA : Usai Pegunungan Meratus, KSK Garap Antalogi Puisi Sayur Mayur

Selain pentas di acara tertentu, Ridhoni telah mengajak para pantomimer cilik dalam aksi pertunjukannya di ruang publik. Misalnya di Mingguraya dan tempat-tempat umum lainnya.

“Sementara, Minggu Raya jadi pusat aksi pertunjukan yang rutin bagi kami para pantomimer dan upaya menghibur masyarakat,” pungkasnya.

Selaku perwakilan SPP Kalsel, Ridhoni juga berterimakasih kepada Kindai telah memfasilitasi tempat dalam menampilkan aksi pertunjukan pantomim, yang seterusnya bakal diisi dalam momentum menuju Hari Sumpah Pemuda tersebut.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.