Massa Aksi Kian Berkurang, BEM Se-Kalsel : Bentuk Kekecewaan Mahasiswa, Aspirasi Tidak Dipenuhi

0

MASSA aksi mahasiswa lintas kampus yang mengubah pertigaan Lambung Mangkurat-Jalan Hasanuddin HM, Banjarmasin menjadi mimbar bebas mahasiswa, Selasa (20/10/2020).

PARA intelektual kampus kompak mengenakan jaket almamater masing-masing memang dari jumlah berkurang dibanding aksi demonstrasi yang totalnya mencapai ribuan orang.

Diestimasikan kurang dari 500 orang yang tergabung dalam aksi massa, merefleksikan setahun rezim pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Koordinator BEM Se-Kalsel Ahdiat Zairullah mengatakan tak masalah soal berkurangnya mahasiswa yang ikut aksi turun ke jalan. Bagi dia, terpenting adalah aspirasi dari akar rumput sipil yang patut disuarakan.

BACA : Hanya Sampai Sore, Mimbar Bebas Setahun Jokowi-Ma’ruf Di Banjarmasin Berjalan Kondusif

“Tak soal kuantias (massa), karena kita bicara tentang kualitas dan militansi massa aksi,” ujar Ahdiat kepada awak media usai aksi.
Dia mengatakan berkurangnya massa aksi yang turun, dapat dimaknai sebagai bentuk kekecewaan dan harapan mulai pupus. Sebabnya, Presiden Joko Widodo belum juga memenuhi aspirasi masyarakat hingga detik ini.

“Kami akan terus membuka corong di jalanan untuk menyampaikan aspirasi dari kawan-kawan,” ucap mahasiswa ULM ini.

Ahdiat mengatakan ke depan, massa aksi tetap merencanakan untuk turun ke jalan. Ini dipicu Presiden Jokowi selaku pemimpin tertinggi di negeri ini belum menunjukkan tanda-tanda menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) guna mengeliminasi pengesahan UU Omnibus Law.

BACA JUGA : Bawa Amplop Merah, Aliansi BEM Se-Kalsel Sindir Kepemimpinan Jokowi-Maruf

Bukan tanpa alasan, selain kelompok pekerja dirugikan, BEM Se-Kalsel menilai UU Omnibus Law menimalisir kewenangan daerah dalam mengambil kebijakan. Padahal, semangat otonomi daerah merupakan amanah dari reformasi 22 tahun silam.

“Sentralistik kebijakan dan kekuasaan merupakan gejala dari otoritarianisme baru, itu yang kita lihat bukti nyata depan mata, itulah (alasan) perlawanan kita tidak boleh berhenti, karena reformasi dikorupsi,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.