Gaungkan Anti Politik Uang, Cabup Banjar Andin Sofyanoor : Niat Saja Sudah Salah!

0

ANTI politik uang. Ini yang selalu digaungkan calon Bupati Banjar dari jalur independen, Andi Sofyanoor saat bersua dengan massa pendukungnya. Sebab, bagi kandidat Bupati Banjar nomor urut 2 ini, bila suara terbeli maka harapan masyarakat telah tergadaikan.

“SEBAGAI kontestan Pilkada Banjar tahun ini, saya pastikan tidak akan membeli suara dengan duit (uang). Walau pun, saya punya uang misalkan, saya tak akan membeli suara. Jadi, saya tegaskan saya anti beli suara dengan duit dalam pilkada ini,” cetus Andin Sofyanoor saat berdialog dengan warga Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Minggu (5/10/2020).

Menurut dia, kebijakan kontra dengan politik uang ini didasari banyak alasan. Pertama, diakui Andin, dirinya pun tidak memiliki uang untuk membeli suara.

BACA : Cabup Andin Sofyanoor : Sektor Pertanian Terbukti Penopang Perekonomian Kabupaten Banjar

“Kalau pun ada misalkan, itu bukan uang saya, bisa jadi itu milik teman-teman. Alasan kedua adalah saya tidak mau terlibat dengan politik uang, walau misalkan banyak memiliki duit. Politik cerdas dan memilih berdasar nurani ini harus dibangun dan menjadi tradisi masyarakat Banjar,” cetus Andin.

Di mata doktor hukum, justru ketika masyarakat terjebak dalam praktik politik uang, tidak bisa disalahkan karena calon pemimpin yang justru menggiringnya. “Apakah buhan pian (Anda semua) yakin dengna membeli suara itu, maka pembangunan daerah akan semakin baik?” cetus Andin.

Ia pun mengambil contoh hasil pilkada tanpa politik uang justru bisa menghasilkan pemimpin berkualitas dan terbukti mengabdi kepada kepentingan masyarakat.

BACA JUGA : Cabup Banjar Andin Sofyanoor : Nomor 2 Simbol Penyeimbang dan Menuju Kemenangan

Salah satunya, Prof Nurdin Abdullah, Bupati Kabupaten Bantaeng dua periode; 2008-2013 dan 2013-2018 di Sulawesi Selatan dianugerahi sebagai tokoh perubahan dan anugerah lainnya dari Presiden Joko Widodo. Berkat keberhasilan membangun daerah, Nurdin Abdullah pun kini terpilih dan menjabat Gubernur Sulawesi Selatan pada Pilkada 2018 silam.

“Ketika itu, Prof Nurdin Abdullah merupakan lulusan Universitas Kyushu Jepang di doktor of agriculture. Saat itu, masyarakatnya kompak meminta beliau untuk menjadi kepala daerah, dan menentang praktik politik uang. Nah, setelah terpilih menjadi Bupati Bantaeng, Prof Nurdin Abdullah pun mengajak warga Bantaeng di Jepang untuk membangun daerah. Ternyata berhasil. Semua itu berkat masyarakat sepakat tolak politik uang,” kata Andin.

Ia juga menceritakan Walikota Surabaya Tri Rismaharani, terbukti berhasil membangun ibukota Jawa Timur itu karena warga sepakat menentang politik uang.

BACA JUGA : Cerita Andin Sofyanoor: Dari Jualan Pisang Goreng hingga Jadi Politisi

“Walau banyak orang berduit di Surabaya, ternyata warga tetap memilih Bu Risma. Hasilnya, Bu Risma bisa menjadi walikota terbaik dengan programnya fokus pada kebersihan lingkungan dan pengelolaa sampah, serta penerapan birokrasi yang bersih dan layanan masyarakat lebih baik. Ini adalah contoh pemimpin yang dipilih tanpa politik uang,” papar Andin.

Selain itu, ia mengungkapkan dirinya juga menerapkan nasihat dan peringatan dari para habaib dan alim ulama di Kabupaten Banjar agar tak ikut praktik politik uang.

“Apakah politik uang itu diizinkan ‘paguruan’? Kalau niat saja sudah salah, ujar guru, maka jangan pernah kita bisa menengok wajah Rasulullah SAW,” paparnya.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.