Tak Ingin Ambil Resiko, Status Pembukaan Wisata Siring Tendean Masih Gantung

0

STATUS pembukaan wisata Siring Tendean di kawasan Jalan Kapten Piere Tendean, Kelurahan Gadang, Kecamatan Banjarmasin Tengah hingga saat ini masih ‘gantung’ atau belum bisa dipastikan.

KENDATI tinggal tersisa satu kelurahan dari 52 kelurahan berstatus zona merah, Pemerintah Kota melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banjarmasin masih belum berani membuka wisata andalan tersebut.

Bukan tanpa alasan. Kepala Disbudpar Banjarmasin, Ikhsan Al Haque menyebut tidak ingin mengambil resiko jika wisata andalan kota seribu sungai itu langsung dibuka.

Sebab, menurut Ikhsan, pembukaan kawasan Siring Tendean bakal berpotensi menimbulkan penularan baru. Mengingat, ibukota Kalsel belum sepenuhnya terbebas dari bayang-bayang pandemi virus Corona (Covid-19).

“Agak berisiko juga sih karena masih zona merah, takutnya kalau kita buka bisa berpotensi penularan baru,” kata Ikhsan kepada awak media di Banjarmasin, Senin(28/9/2020).

BACA : Siring Tendean Ditutup, Pedagang : Kami Mati Bukan Karena Corona, Tapi Kelaparan

Menurut Ikhsan, kebijakan untuk membuka wisata unggulan di tepian Sungai Martapura itu harus berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait, termasuk tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin.

“Karena itu harus rapat dulu dengan stakeholder terkait. Mungkin dalam minggu-minggu ini rapatnya,” ujarnya.

Meski demikian, masih kata Ikhsan, pihaknya telah menyiapkan sederet opsi jika nantinya wisata Siring Tendean kembali dibuka. Khususnya mekanisme penerapan protokol kesehatan bagi pengunjung.

“Meski (nantinya) zona hijau, adaptasi kebiasaan baru tetap dijalankan seperti pengetatan protokol kesehatan, pakai masker dan jaga jarak,” pungkasnya.

BACA JUGA : Siring Tendean Ditutup, Warga Menumpuk di Kawasan 0 Kilometer Banjarmasin

Untuk menyegarkan pikiran, sejak Pemkot Banjarmasin menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), wisata Siring Tendean telah ditutup. Namun saat pembatasan gerak publik itu berakhir pada Mei lalu, warga sekitar seakan terjebak euforia dan mulai memadati kawasan tersebut.

Hal itu pun terlihat selama tiga pekan berturut-turut. Tak lama setelahnya, alhasil pengampu kebijakan di Balai Kota langsung mengeluarkan kebijakan tegas untuk menyekat kawasan areal masuk wisata andalan tersebut.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.