Jelang Pilkada, Selamatkan Literasi Publik dari Ancaman Hoaks

0

ANCAMAN berita atau kabar bohong (hoax atau hoaks bagi literasi publik dan menyemalatkannya menjadi materi diskusi yang menarik diangkat Sasangga Banua, Jumat (25/9/2020).

DISKUSI virtual ini pun menghadirkan pakar komunukasi FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr Fahrianoor dan pakar pidana Fakultas Hukum ULM, Daddy Fahmandie serta Pimpinan Redaksi Jejakrekam.com, Didi Gunawan Sanusi dipandu aktivis perempuan Kalsel, Maulida Siti Nurjanah.

Dalam paparannya, Fahrianoor mengakui hoaks atau hoax itu memang diproduksi yang dimaksudkan untuk menguntungkan satu pihak dan menjatuhkan pihak lain.

“Dalam konteks pilkada serentak, tentu kehadiran hoax akan semakin massif. Apalagi, di tengah pandemi ini, tentu kebutuhan informasi masyarakat akhirnya beralih ke media sosial,” ucap Fahrianoor.

BACA : Kata Warga soal Penerapan Sanksi Razia Masker di Banjarmasin: Saya Kira Hoaks

Doktor komunikasi lulusan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ini mengungkapkan beberapa tips yang bisa digunakan masyarakat dalam menangkal hoax, dan mengenalinya lebih jauh.

“Kita harus akui produksi hoax ini tidak bisa dihindari, apalagi ketika medsos menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Berbeda dengan media massa, terutama arus utama tentu mereka menyajikan berita melalui sebuah proses validasi dan menjaga kode etik yang jadi acuan,” kata Fahrianoor.

Untuk itu, ia menegaskan kini masyarakat yang menjadi garda terdepan dalam memfilter berita-berita bernuasana hoaks tersebut. “Inilah pentingnya kearifan lokal dan budaya Banjar dikenal pula hal itu,” ucapnya.

Senada itu, dosen muda pidana FH ULM Daddy Fahmanadie pun mengakui jerat hukum terhadap penyebar hoaks berdasar delik yang ada di UU ITE.

“Berbeda dengan media massa, tentu harus mengacu ke UU Pers. Inilah mengapa pentingnya aparat penegak hukum itu mengacu ke UU Pers, ketika ada masalah sengketa pemberitaan, bukan mengacu ke UU ITE,” ucap magister hukum lulusan UGM Yogyakarta ini.

BACA JUGA : Ikuti Literasi Media, Pemuda Lintas Iman Tangkal Hoaks

Dalam konteks pilkada, Daddy mengakui pengawasan terhadap tersebarnya berita hoaks harus diintensifkan jajaran pengawas, terutama Bawaslu.

“Apalagi, terkadang hoaks itu dipakai untuk kampanye hitam menghantam salah satu kandidat dan menguntungkan pihak lain,” kata Daddy.

Sementara itu, Pimred jejakrekam.com, Didi G Sanusi menekankan bahwa budaya literasi itu harus terus didorong. Ia pun mengajak kalangan jurnalis untuk lebih teliti, akurat dan menerapkan standar jurnalistik dalam menyajikan berita yang dikonsumsi publik.

Anggota AJI Balikpapan ini mengakui jelang pilkada ini bak cendawan di musim hujan, tumbuh subur media online yang tak jelas juntrungannya. Bahkan, media itu pun dipakai sebagai corong atau partisipan, sehingga aspek keberimbangan dalam penyajian berita pun terabaikan.

BACA JUGA : Fesmed Mengupas Hoaks, Stan AJI Balikpapan Diminati Pengunjung Milenial

Di kesempatan sama, Divisi Khusus Sasangga Banua M Deddy Permana yang akrab disapa Deddy Banua pun menekankan agar masyarakat sama-sama memerangi hoaks dan menyelamatkan literasi publik.

“Ini sangat penting, karena kita berharap demokrasi khususnya saat masa pilkada ini berlangsung, informasi yang disuguhkan itu benar-benar fakta dan dapat dipertanggungjawabkan,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.