Ada Lapak Ngaji di Tengah Hiruk Pikuk Taman Kamboja Banjarmasin

0

ADA suasana berbeda tampak terlihat di antara hiruk pikuk aktivitas pengunjung Taman Kamboja Banjarmasin. Satu aktivitas itu membawa aura ketenangan dan kesejukan hati.

YA, hanya dengan beralaskan spanduk bekas, sejumlah anak-anak berkumpul di Lapak Ngaji, sembari melantunkan indahnya ayat-ayat suci Alquran.

Permandangan seperti ini hanya dapat dilihat setiap dua pekan sekali di hari Minggu. Berada di sudut pojok taman yang berada di Jalan Anang Adenansi, Kecamatan Banjarmasin Tengah itu.

Para relawan dengan senyum ramah, tampak tekun mendampingi anak-anak yang mengunjungi lapak ini, hanya untuk belajar mengaji.

BACA : Himpun Anak Jalanan, Yayasan Al-Ajyb Gelar Peringatan Maulid Nabi

Antusias pengunjung taman pun setiap minggu terus bertambah. Tanpa ada rasa sungkan, satu per satu pengunjung yang datang ke Taman Kamboja, mereka rangkul dan diajak untuk duduk mengaji.

Kegiatan ini digagas oleh puluhan remaja dari berbagai kalangan. Baik yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) sampai mahasiswa di Perguruan Tinggi (PT).

Ada 10 pengajar dari total 25 relawan yang ada ini menamakan dirinya sebagai komunitas “We Inspire”. Mereka meluangkan waktunya tanpa dibayar, hanya demi mendampingi pengunjung belajar membaca Alquran.

BACA JUGA : Buka Wawasan Hukum, LBH Pemuda Suluh Anak Jalanan di Banjarmasin

Dinamakan komunitas Inspire bukan tak berasas. Puluhan relawan muda-mudi itu ingin, setiap kegiatan yang mereka lakukan nantinya dapat menginspirasi orang banyak.

Menariknya, pengunjung yang ikut mengaji di tempat terbuka itu bukan hanya dari kalangan anak-anak. Bahkan ada yang sudah berusia remaja sampai tua.

“Biasanya ada juga orang tua yang bawa anaknya ikut mengaji, atau melancari hapalan,” kata Ketua Komunitas ‘We Inspire’ Ahmad Baihaqie kepada jejakrekam.com, Minggu (20/9/2020).

BACA JUGA : Ciptakan Keluarga Cinta Alquran, Dirikan Rumah Tahfizd Daarul Ilmi

Tidak berhenti sampai di situ, Baihaqie yang berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (ULM) itu, ingin lebih jauh menerbangkan sayap Lapak Ngaji.

Dia mengaku ingin blusukan ke daerah-daerah terpencil. Hal itu bukan tanpa alasan. Pasalnya Baihaqie ingin warga terpelosok, utamanya anak-anak tidak ada lagi yang tak bisa membaca Alquran.

“Kami tidak ingin budaya agamis di kalangan anak-anak itu luntur. Apalagi dengan perkembangan teknologi sekarang,” ujarnya.

BACA JUGA : Alquran dan Tradisi Lisan Masyarakat Banjar

Peralatan yang digunakan pun serba seadanya lantaran hanya memiliki fasilitas minim. Sebab sejak setahun lebih komunitas ini berdiri, kepekaan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin seakan belum terlihat.

“Belum ada sentuhan dari Pemerintah Kota juga kami dari kegiatan ini. Jadi kami gunakan fasilitas seadanya,” pungkas Baihaqie.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.