Ketua IDI Kalsel Sebut Masker Berbahan Kain Kurang Efektif Tangkal Corona

0

PENGGUNAAN masker jenis scuba atau buff belakangan waktu terakhir marak digunakan oleh warga sebagai alternatif pelindung wajah semasa Pandemi Virus Corona. Namun, menurut tinjauan medis, jenis masker berbahan kain itu rupanya tidak direkomendasikan untuk menangkal penularan Covid-19.

HAL demikian juga diamini oleh oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Kalimantan Selatan, dr. Mohammad Rudiansyah. Bahkan jauh sebelum masker scuba dan buff ramai diperbincangkan, ia sudah menjelaskan masalah tersebut melalui akun medsos pribadinya.

Dalam video yang berdurasi 18 menit 16 detik di kanal Youtube dr Rudi Rafisa, Rudi menjelaskan berbagai jenis masker berdasarkan fungsi dan tujuannya.

Pertama masker N95, yang hanya direkomendasikan untuk tenaga kesehatan. Menurut Rudi, masker jenis ini sangat rapat sekali. Bahkan sulit ditembus oleh kuman dan virus.

BACA JUGA: Sudah Berjuang Tangani Covid-19, BPRS Kalsel Desak Pembayaran Insentif Nakes Tak Boleh Ditunda Lagi

“Ini sebaiknya tidak digunakan oleh masyarakat luas, kecuali memang keluarga terdekatnya terinfeksi. Dan ini penggunaannya juga cukup susah. Karena tertutup, sehinga bernafas pun cukup sulit,” ucapnya.

Kemudian ada masker bedah. Dikatakannya punya tiga lapisan, yaitu lapisan luar, tengah dan dalam. Untuk lapisan luar, berfungsi untuk menahan tembusnya cairan, baik darah atau pun air.

Lapisan tengah, untuk menyaring mikroorganisme agar tidak tembus pori-pori. Sementara lapisan dalam berguna untuk menyerap keringat atau cairan lainnya.

“Ini juga dipakai oleh tenaga kesehatan. Berfungsi untuk tidak menularkan dan tertular,” ujarnya.

Lalu Rudi memperlihatkan masker jenis spon. Ia menerangkan masker jenis ini hanya mampu menahan virus dengan jarak yang agak jauh.

Dan terakhir ialah masker kain biasa, yang sering digunakan oleh kebanyakan orang. Namun Rudi merekomendasikan, masker kain harus punya lapisan minimal dua sampai tiga lapis.

“Diharapkan di dalamnya kalau bisa ada semacam tisu. Mungkin tidak seratus persen mengurangi penularan. Tapi dari beberapa lenelitian dapat mengurangi paling tidak sampai 70 persen,” tuturnya. (jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.