Sudah Berjuang Tangani Covid-19, BPRS Kalsel Desak Pembayaran Insentif Nakes Tak Boleh Ditunda Lagi

0

ANGGOTA Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) Kalimantan Selatan Anang Rosadi Adenansi mengingatkan agar Pemprov Kalimantan Selatan serta pemerintah kabupaten dan kota segera merealisasikan insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19.

“MEREKA yang sudah berjibaku dan meluangkan waktu dan meninggalkan kehidupan keluarganya, sangat layak untuk menerima insentif. Jangan ditunda-tunda lagi, harus segera dicairkan, sehingga bisa menumbuhkan semangat untuk memerangi pandemi virus Corona,” ucap Anang Rosadi Adenansi kepada jejakrekam.com, Minggu (13/9/2020).

Mantan anggota DPRD Kalsel ini menegaskan para nakes baik dokter maupun perawat serta karyawan lainnya harus mendapatkan haknya, ketika kewajiban telah terpenuhi.

“Saya yakin dana itu sudah didrop oleh Kementerian Kesehatan, jadi tidak ada alasan bagi Pemprov Kalsel maupun pemerintah kota dan kabupaten untuk menunda pembayaran insentif mereka. Dari laporan yang masuk, justru diinformasikan para nakes ini belum menerima insentif yang dijanjikan. Jangan ditunda-tunda lagi,” tegasnya.

BACA : Pemberian Insentif Nakes Tangani Pasien Covid-19, Apa Dasar Hukumnya?

Menurut Anang Rosadi, dasar hukum untuk pemberian insentif sudah sangat jelas dan terang bendera berdasar Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020 tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian bagi Tenaga Kesehatan yang Menangani Covid-19 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/238/2020 tentang Petunjuk Teknis Penggantian Biaya Perawatan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu bagi Rumah Sakit yang Menyelenggarakan Pelayanan Covid-19.

“Sangat tegas dari dua bleid ini menegaskan ada kewajiban negara untuk memberi penghargaan bagi petugas yang terlibat dalam penanganan wabah. Soal data nakes yang terlibat, tentu sudah ada data di rumah sakit rujukan Covid-19,” cetus Anang Rosadi.

BACA JUGA : Kasus Corona Kompleks, IDI Sebut Ada 60 Dokter di Kalsel Terpapar Covid-19

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel HM Muslim mengakui dalam penanganan pasien Covid-19 maupun mereka yang terlibat dalam mempercepat penuntasan wabah Corona, telah banyak yang terpapar. Baik, dokter spesialis, dokter gigi, hingga perawat dan bidan.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel ini mengakui ada dua klasifikasi nakes yang terpapar. Yakni, yang kontak langsung atau menangani pasien Covid-19 dan yang tidak secara langsung terlibat.

BACA JUGA : Tragedi Kemanusiaan Kematian Dokter di Tengah Wabah Covid-19

Nakes yang terlibat langsung adalah surveilans, dokter, perawat dan tenaga gizi yang semuanya melakukan pelayanan langsung. Namun begitu, ada juga nakes yang secara tidak langsung menangani Covid-19.

“Apakah penularannya pada saat pekerjaan, banyak informasi dan penanganan dalam riset. Namun, jika dilihat dari angka, tidak serta merta karena melakukan pelayanan atau bertugas dalam penanganan Covid-19 secara langsung,” ucap Muslim.

Ia mencontohkan dokter gigi bisa saja terpapar Covid-19, karena tengah melayani pasien yang terlebih dahulu terpapar Covid-19. Berdasar catatan Dinkes Kalsel, sedikitnya ada 62 dokter umum dan dokter spesialis yang terpapar Covid-19 berdasar data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalsel.

“Data sementara, ada lima dokter gigi yang terpapar Covid-19. Ada juga perawat yang turut terpapar Covid-19. Jumlahnya mencapai 208 orang,” kata Muslim.

BACA JUGA : Lima Hari Dirawat Akibat Covid-19 di RSUD Ulin, Dokter Senior RSUD Damanhuri Tutup Usia

Menurut dia, tak hanya dokter dan perawat, bidan pun tergolong berisiko terinfeksi Covid-19, walau tak menangani langsung pasien Covid-19. Karena, risiko penularan bisa dipicu kontak dengan keluarga atau pasien yang ditangani, karena terlebih dulu terjangkit Corona.

“Ada 105 bidan terpapar Covid-19. Ditambah nakes lainnya. Angka-angka seperti ini menunjukkan bahwa profesi nakes ini berisiko, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penanganan Covid-19,” tandas Muslim.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.