Berstandar Internasional, Dua Laboratorium BPSMB Disdag Kalsel Raih Akrediasi KAN
UNIT Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Dinas Perdagangan (Disdag) Kalimantan Selatan, kini menjawab tantangan era globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia dengan menyediakan laboratorium sesuai standar internasional.
“UPTD BPSMB Kalsel kini memiliki dua Laboratorium Penguji Mutu (LPM) dan Laboratorium Kalibrasi yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN),” kata Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani kepada jejakrekam.com, Minggu (30/8/2020).
Menurut dia, di era persaingan global dunia perdagangan dewasa ini keberadaan BDPSMB tentu sangat strategis. Ini mengingat konsumen sudah sangat cerdas untuk memilih barang yang berkualitas dan sesuai standar produksi agar tidak berakibat merugikan dan berbahaya bagi konsumen.
BACA : Kemendag Sosialisasikan Kebijakan Baru Perdagangan Internasional
“Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah lembaran resmi Pemerintah Indonesia yang diakui oleh dunia internasional, dengan didapatnya sertifikat SNI ISO oleh BPSMB , berarti hasil uji laboratorium tersebut diakui kualitasnya baik di dalam negeri maupun perdagangan luar negeri/ekspor,” ucap Birhasani.
Ia mengatakan banyak perusahaan eksportir maupun dalam negeri yang memanfaatkan jasa laboratorium BPSMB. Tidak saja perusahaan-perusahaan di Kalsel, namun juga daerah lain seperti Provinsi Kaltengtimtara, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Maluku, Jambi, Sumsel maupun Lampung.
BACA JUGA : Situasi Politik Ekonomi Dunia, Pengaruhi Tingkat Ekspor Kelapa Sawit
“Bahkan, dari tahun ke tahun cakupan layanannya meluas ke berbagai provinsi. Terlebih pada tahun 2019 lalu Kemendag memberikan bantuannya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk menambah peralatan laboratorium tersebut,” urai Birhasani.
Menurut dia, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki untuk operasional laboratorium tersebut, tentu perlu mendapat penambahan dari Pemprov Kalsel. Sebab, ada beberapa tenaga yang sudah pensiun.
“Kami berharap keberadaan Laboratorium BPSMB tetap eksis dan bisa memberikan dukungannya terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kalsel ke depan,” beber mantan pejabat Pemkab HSS ini.
BACA JUGA : Ekspor Batubara Kalsel Turun Imbas Perang Dagang Tiongkok-AS
Birhasani menyebut sampai Juni lalu atau di tengah Covid-19, BPSMB Kalsel berhasil memenuhi pelayanan pengujian dan kalibrasi peralatan laboratorium dengan pencapaian 60 persen dari target.
“Ini semua sangat terbantu sejak diluncurkannya SIPUT Kalsel sehingga untuk pelayanan jasa kalibrasi bisa diakses di mana pun berada. Aplikasi sistem digital ini pertama di pulau Kalimantan untuk layanan kalibrasi,” katanya.
Di samping itu, beber Birhasani, BPSMB Kalsel juga telah banyak melakukan terobosan pada pelayanan, sehingga berhasil menorehakan sejumlah prestasi pada tahun 2020.
BACA JUGA : Sasar Pasar Ekspor, Disperindag Gencarkan Pelatihan UMKM
Pada 2020, BPSMB Kalsel berhasil menorehkan prestasi seperti penandatangan MoU dengah pihak LsPro PT TUV Rheinland, kerja sama bidang pengujian mutu karet BOKAR dengan UPPB Kabupaten Balangan dan Satker Bina Marga Kementerian PUPR Wilayah Kerja Kalselteng. Termasuk, memberikan sertifikasi pada pengujian produk UMKM Kalsel, dan lainnya.
Dikatakan Birhasani, pada September mendatang, BPSMB Kalsel akan mengadakan program safari dengan memberikan layanan pengujian kalibrasi secara cuma-cuma kepada pengusaha mikro kecil.
BACA JUGA ; Tahun 2020, Belum Ada Pengurangan Produksi Batubara, Tetap 500 Juta MT
Birhasani pun mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah untuk memberikan dukungan berupa peremajaan alat kalibrasi dan pengadaan alat-alat baru untuk menunjang kinerja laboratorium BPSMB Kalsel.
BPSMB Kalsel ini merupakan laboratorium tertua kedua di Indonesia dan sudah diakui oleh berbagai negara, sehingga pelanggan BPSMB tidak hanya dari Kalsel tapi juga dari luar daerah bahkan luar negeri.
“Kalau kita melengkapi alat, bukan tidak mungkin kontribusi BPSMB Kalsel untuk PAD akan meningkat,” imbuhnya.(jejakrekam)