Semarak 10 Muharram, Bubur Asyura pun Menjadi Menu Tahunan yang Dinanti

0

TRADISI membuat bubur Asyura tepat saat 10 Muharram terus dijaga masyarakat Banjarmasin. Hari bersejarah dikaitkan dengan memperingati perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyiarkan dakwah tauhid kepada umatnya.

TRADISI ini telah lama hidup di tengah masyakarat Banjar, khususnya ketika Kesultanan Banjar yang kuat dengan napas Islamnya masih berjaya.

Pembuatan bubur kaya rempah dan sayur, bahkan ada yang menyebut ada 41 bahan diulah di atas kuali besar juga dilestarikan masyarakat Alalak Tengah, Banjarmasin Utara.

Berbekal beras 7 liter, aneka sayur serta daging ayam, bubur yang telah matang pun diserbu warga. Mereka yang mencicipi langsung, ada pula membawa pulang untuk bekal berbuka puasa 10 Muharram.

“Sejak pagi tadi sudah dibuat buburnya, waktu sore ini sudah masak, dan langsung dibagikan,” ucap Minawarah, warga Alalak Tengah RT 14 yang menjadi juru masak kepada jejakrekam.com, Sabtu (29/8/2020).

BACA : Jaga Tradisi Hari Asyura, Warga Alalak Tengah Masak Bubur 41 Bahan

Menurut Minawarah, tradisi membuat bubur Asyura ini menjadi warisan budaya yang turun temurun dilestarikan. Walau pun, ia mengaku hanya mengetahui sedikit sejarah pembuatan bubur 41 macam itu. Yang diingat, bubur Asyura ini diyakini ketika bahtera Nabi Nuh AS terdampar di Bukit Judi, usai dihantam banjir besar, karena kekurangan makanan akhirnya bahan tersedia diolah menjadi bubur.

Ada pula mengaitkan dengan peristiwa besar seperti terbebasnya Bani Israil dari kekejaman Firaun dan bala tentaranya oleh Nabi Musa dan Harun AS.

Lain lagi dengan warga Teluk Tiram Darat Gang 34, Kelurahan Teluk Tiram Banjarmasin. Mereka pun bergotong royong membuat bubur Asyura untuk menu berbuka puasa bagi warga yang menjalankan ibadah sunah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW.

“Memang, tiap 10 Muharram, kami memasak bubur Asyura dalam dua kuali besar untuk dibagi-bagikan kepada warga sekitar,” kata Wahidah, warga Teluk Tiram.

BACA JUGA : Jadi Menu Buka Puasa, Bubur 41 Bahan Ludes Terbagi di Hari Asyura

Untuk menunya beragam macam campuran. Sedangkan, lauk utamanya adalah daging ayam dan sapi. “Dana untuk membuat bubur Asyura berasal dari sumbangan warga sekitar,” kata Wahidah.

Tradisi ini juga dihidupkan warga Jalan Martapura Lama, Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Menurut Ramlah, warga Sungai Tabuk, berdasar dari keterangan para ulama, bubur Asyura juga dikaitkan dengan berbagai peristiwa besar, termasuk perjuangan Rasulullah SAW dalam berbagai perang, hingga meraih kemenangan.

Porsi bubur Asyura pun jadi menu tahunan yang dinanti. Sebagian lagi, warga Banjar ingin menyemarakkan bulan mulia dalam kalender Islam atau Hijriyah, terkait dengan tragedi Karbala, syahidnya cucu Rasulullah SAW, Sayyidina Husien RA.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.