Operasi Pasar LPG 3 Kilogram Pertamina Tak Bisa Atasi Kelangkaan

0

KELANGKAAN gas LPG tabung 3 kilogram, makin lama. Ini setelah di sejumlah pangkalan dan warung yang menjual eceran gas bersubsidi itu tampak memasang pengumuman kosong.

WARGA Teluk Tiram, Banjarmasin, Saniyati mengungkapkan saat ini, beberapa pangkalan dan warung yang biasanya menjual gas melon mengalami kekosongan.

Harga isi uang pun kian melambung dalam kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 37 ribu per tabung.

“Harganya di luar ketentuan atau harga eceran tertinggi yang hanya Rp 17,5 ribu seperti dipatok pemerintah,” ucap Saniyati kepada jejakrekam.com, Rabu (26/8/2020).

BACA : Gas Melon Langka, YLK Usul Kuota LPG 3 Kilogram Untuk Wilayah Kalsel Ditambah

Alasan pangkalan diakui Saniyati, kebanyakan LPG 3 kilogram ini belum disuplai pihak agen atau distributor yang telah mengantongi izin dari Pertamina.

“Hampir dua pekan ini, gas melon melambung tinggi. Akibat banyak pangkalan yang kosong, harga di tingkat eceran pun sangat tinggi dan beragam,” kata Saniyati.

Ironisnya, untuk membeli LPG 3 kilogram ke kelurahan lain, terkadang tidak dilayani. Karena, setiap pembeli harus membawa kartu keluarga dan bon yang dibagikan kelurahan melalui RT.

Kosongnya pasokan gas untuk masyarakat miskin itu juga dirasakan pemilik warung di Jalan Martapura Lama, kawasan Gudang Hirang, Sungai Lulut, Kabupaten Banjar.

Ia mengakui harga eceran bisa menembus angka Rp 37 ribu. “Sebelumnya, harga sudah berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu,” ucap Aida, pemilik warung di Jalan Martapura Lama.

Ia mengaku tidak bisa menjual gas melon ini dalam jumlah banyak. Sebab, pembelian untuk dijual lagi dibatasi.

“Kami beli dari pedagang lain seharga Rp 32 ribu per tabung. Jumlahnya pun dibatasi hanya tiga tabung,” kata Aida.

BACA JUGA: Tembus Rp 40 Ribu, Disperdagin Banjarmasin Nilai LPG 3 Kilogram Langka Dampak Penyalahgunaan

Menurut dia, gas melon memang langka dibanding gas untuk bahan bakar non bersubsidi yang cukup tersedia di pasaran.

“Kalau pun ada operasi pasar yang dilakukan Pertamina, kebanyakan tidak mencapai kawasan pelosok. Ya, seperti kami sekarang,” kata Aida lagi.

Beberapa pemilik kios di kawasan Jalan Dahlia Raya pun hanya bisa menjual LPG ukuran lima kilogram. Rata-rata mereka ketika didatangi, jawabnya kosong karena belum ada suplai dari pangkalan atau agen.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.