Tahan Banting di Tengah Pagebluk, Subhan : Kebijakan Pertanian Harus Terintegrasi

0

PRODUKSI pertanian di kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan Hulu Sungai Utara (HSU) dalam kondisi surplus. Dua daerah penghasil padi di Kalimantan Selatan menjadi penyumbang ketahanan pangan Banua.

KABUPATEN HSU, untuk tingkat produksi padi tahun ini mencapai 80.000 ton gabah kering giling atau setara dengan 74.000 ton beras,sedangkan Kabupaten HST diperkirakan mencapai 177.000 ton gabah kering giling atau 165.000 ton beras.

Pandemi Covid-19 pertanian terbukti paling tangguh dibandingkan sektor lain, data dari BPS menunjukkan  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian tumbuh paling besar dengan 16,24 % pada kuartal kedua tahun 2020. Sementara sektor lain  lain seperti konstruksi, industri, hingga transportasi dan pergudangan kompak rontok dalam PDRB kuartal kedua ini

Pengamat kebijakan publik Subhan Syarief menegaskan persoalan pertanian tidak semata masalah produksi tetapi terkait dengan keberlangsungan hidup dan hajat orang banyak.

 “Oleh karena itu harus ada kebijakan yang terintegrasi dan holistik mulai dari hulu hingga hilir mulai dari produksi hingga pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai jual,” kata Subhan dalam diskusi vistual yang dihelat jejakrekam.com, Minggu (16/8/2020).

Hal ini harus dilakukan dengan tidak hanya mendorong peran pemerintah tetapi juga swasta untuk mengembangkan industri hasil pengolahan pertanian.

“Dengan kebijakan ini maka akan menjadikan daerah semakin kuat dalam kaitan keunggulan kompetitif yang dimiliki dengan basis pada produk sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah,” ujar ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalimantan Selatan ini.

Upaya ini menurut Subhan harus dilakukan secara masif sehingga pertanian akan menjadi unggulan daerah dan benar-benar memberikan efek yang lebih besar terhadap pembangunan pertanian.

Dia menegaskan untuk merealisasikan gagasan ini perlu ada kebijakan yang besar dan sinergi roadmap antar Kabupaten dan Kabupaten dengan Provinsi. Sehingga membahas pertanian benar-benar tuntas dan target gagasan benar-benar terwujud.

BACA JUGA : Wabup Berry Nahdian Forqan Sebut Produksi Beras HST Berlebihan

“Apalagi revolusi industri 4.0 saat ini sudah menjadi keniscayaan, oleh karena itu teknologi harusnya memberikan dampak yang lebih baik kepada para petani,” tegas Subhan.

Bagi Subhan teknologi bisa memudahkan petani dengan pasar dan konsumen, tanpa harus melewati tengkulak yang sering memainkan harga.

“Konsep ini akan bisa dilakukan jika semua komponen terkait memiliki persepsi yang sama dalam memandang pertanian dalam arti luas,” tandasnya. (jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.