Sempat Melawan, PSK dan Waria Diamankan Satpol PP Saat Razia Pekat

0

DITENGAH pandemi virus Corona (Covid-19), Pekerja Seks Komersial (PSK) malah semakin marak. Terbukti, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarmasin berhasil mengamankan 5 orang PSK, Senin (10/8/2020) malam.

LIMA wanita yang diketahui sedang menunggu pria hidung belang itu diamankan aparat penegak Peraturan Daerah (Perda) Kota Banjarmasin di kawasan Pasar Sudimampir, Kecamatan Banjarmasin Tengah. Sayangnya, satu di antaranya berhasil meloloskan diri dari hadangan petugas.

Dalam razia Pekat (Penyakit Masyarakat) tersebut, Satpol PP juga berhasil mengamankan dua orang waria serta 4 gelandangan dan pengemis (gepeng). Keenam orang ini diamankan di dua tempat berbeda.

BACA : Diduga PSK, Wanita Hamil Terjaring Razia Pekat Diangkut Satpol PP

Yakni di Jalan Lambung Mangkurat, tepatnya di samping Gedung DPRD Provinsi Kalsel dan di pemberhentian rambu lalu lintas Jalan Ahmad Yani Km 2,5 atau bertepatan di depan Restoran cepat saji ternama.

Pantauan jejakrekam.com di lapangan, puluhan petugas Satpol PP Banjarmasin itu sempat mengalami perlawanan oleh salah satu waria saat mencoba ingin diamankan. Waria itu berdalih ingin mengambil sesuatu yang tertinggal sebelum dibawa petugas ke mobil patroli Satpol PP.

“Memang menjadi hal yang lumrah bila ada perlawanan seperti itu,” ucal Wagimin, Danton (Komandan Pleton) V Satpol PP Kota Banjarmasin, usai mengamankan mereka.

Menurut Wagimin, dari belasan orang yang diamankan tersebut, beberapa di antaranya merupakan pemain lama atau sudah pernah masuk dalam catatan Satpol PP Kota Banjarmasin.

BACA JUGA : Sekali Kencan Bertarif Rp 3,6 Juta, PSK asal Banjarmasin Digaruk Satpol PP Tanbu

“Tempat yang kita temui juga sudah terindikasi merupakan tempat yang sering mereka mangkal. Dan banyaknya laporan dari masyarakat,” ujarnya.

Selanjutnya, mereka dibawa ke Rumah Singgah di Jalan Gubernur Soebarjo, Kelurahan Kelayan Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan untuk diberikan pembinaan lebih khusus.

Sementara itu, salah seorang gepeng yang berusia 65 tahun mengaku terpaksa melakukan hal tersebut untuk bisa bertahan hodup. Sebab, dirinya hanya tinggal sebatang kara di rumah kontrakan di kawasan Banjarmasin Tengah.

“Suami sudah lama meninggal. Anak sudah berkeluarga semua,” ucap wanita paruh baya berinisial RH ini.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.