SEJAK dibayangi pandemi virus corona (Covid-19) pada pertengahan Maret lalu, hingga kini Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin terhitung telah mengeluarkan dana tidak kurang dari Rp 42 Miliar.
DARI total sebanyak itu, dana tersebut diperoleh Pemkot Banjarmasin digelontorkan melalui bantuan tak terduga (BTT) untuk penanganan penyebaran Covid-19 di Kota Seribu Sungai.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, Machli Riyadi mengatakan penggunaan dana puluhan miliar tersebut disalurkan dalam tiga tahap.
BACA : Anggaran Terus Bengkak, Pansus Covid-19 Patut Segera Dibentuk DPRD Banjarmasin
“Dananya disalurkan tiga tahap. Yakni BTT satu, BTT dua, dan BBT tiga. Sebagian juga sudah digunakan,” kata Machli Riyadi saat dijumpai awak media, belum lama tadi.
Di mana, untuk penggunaan dana BTT tahap pertama merogok kocek sebesar Rp 600 juta. Angka tersebut ditujukan untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD) hingga berbagai vitamin lainnya. Anggaran tahap ini, dikatakan Machli, bisa dibilang telah terserap 99 persen.
Sementara, BTT di tahap kedua terkorek senilai Rp 21,8 miliar. Pengeluaran ini diketahui paling besar dari tiga tahap yang ada.
Pasalnya, angka sebanyak itu digunakan untuk pembelian alat Reverse Transcription- Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) beserta alat pendukungnya Rp 2,5 M dan membayar honor relawan di rumah karantina.
BACA JUGA : Bengkak Jadi Rp 170 Miliar, Pemkot Banjarmasin Terhitung 5 Kali Revisi Anggaran Covid-19
Pada tahap itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin ini menyatakan telah 100 persen direalisasi penyerapannya. Namun, hingga kini alat untuk membuktikan seseorang mengidap virus corona itu tak kunjung sampai di ibukota Kalsel.
Padahal, alat penguji sampel lendir tersebut telah direncanakan dibeli oleh Pemerintah Kota Banjarmasin sejak bulan Juni lalu.
Sedangkan, BTT di tahap ketiga memakan dana sebesar Rp 15 miliar. Di mana angka tersebut diantaranya digunakan untuk penambahan 100 tempat tidur dan pembuatan IGD khusus CoVID-19 di RSUD Sultan Suriansyah.
“Tahap ketiga ini sudah direalisasikan sekitar 50 persen. Jika dihitung secara keseluruhan, dananya sudah terserap Rp 30 miliar,” tutup Machli.(jejakrekam)