Prodi Sosiologi FISIP ULM Siap Terapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

0

SESUAI misi perguruan tinggi untuk mengembangkan program secara optimal, efektif, efisien, dan bermutu selaras standar nasional pendidikan tinggi.

“UNTUK itu, dosen, mahasiswa dan para pihak di Program Studi Sosiologi FIIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) siap menerapkan program merdeka belajar dan kampus merdeka (MBKM) seperti dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim,” ucap dosen senior Prodi Sosiologi FISIP ULM Banjarmasin, Setia Budhi Ph.D kepada jejakrekam.com, Selasa (21/7/2020).

Menurut dia, kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting guna memastikan pembangunan yang berkelanjutan.

Setia Budhi mengatakan para mahasiswa yang saat ini belajar di perguruan tinggi, harus disiapkan menjadi pembelajar sejati yang terampil, skill yang kuat dan ulet.

BACA : Terpapar Covid-19, Tiga Calon Mahasiswa ULM Terpaksa Tak Bisa Ikut SBMPTN 2020

“Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Mendikbud merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi,” papar doktor lulusan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini.

Bagi Setia Budhi, Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 telah memberikan kepada mahasiswa untuk tiga semester belajar di luar program studinya.

Melalui program ini, terbuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensi di dunia nyata, sesuai dengan passion dan cita-citanya.

“Untuk Prodi Sosiologi FISIP ULM siap mengimplemtasikan MBKM ini, karena sejalan dengan pembelajaran dan kurikulum. Kami selama ini pun sudah mendampingi mahasiswa sosiologi terutama kegiatan yang terkait pemberdyaan masyarakat,” papar Setia Budhi.

BACA JUGA : Prodi Sosiologi Fisip ULM Gelar Sociology Literacy Days

Menurut dia, paket Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) sebenarnya sangat dinantikan, sebab banyak problem pembangunan di Kalimantan Selatan ini yang memerlukan sentuhan kreatif dan inovasi  mahasiswa untuk berkarya.

Ia mencontohkan, angka kemikinan dan kasus stunting di Kalimantan Selatan yang masih tinggi, terutama di pedesaan dan pedalaman, secara teknis model BMKM ini mahasiswa sosiologi akan “keroyokan” dengan mahasiwa dari fakultas lain. “Nantinya mahasiswa sosiologi mengambil peran dalam kegiatan sosial mapping dan pendampingan, mahasiswa dari studi kesehatan masyarakat melakukan penyuluhan tentang gizi,” paparnya.

BACA JUGA : Kegalauan Kuliah di Masa New Normal: Harapan vs Pesimisme

Begitu pula, beber Setia Budhi, mahasiswa studi pertanian akan mengambil peran dalam pengayaan sumber makanan tambahan. Peran serupa juga diambil mahasiswa Fakultas Perikanan dengan gerakan makan ikan dan mahasiswa dari Fakultas Teknik Arsitektur bisa saja mengambil peran membangun desain rumah gizi.

“Saya yakin MBKM ini menjawab tantangan mahasiswa ke depan, supaya lulusannya sudah memberikan konstrusi bagi masyarakat dan pembangunan daerah,” tandas Setia Budhi.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.