Hj Ananda Jadi Kuda Hitam, Perang Bintang Diprediksi Tersaji di Pilwali Banjarmasin 2020

0

PENGAMAT politik FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Taufik Arbain mengakui suksesi Banjarmasin terbilang menarik dan panas dibandingkan even serupa di daerah lain, khususnya Kalsel.

“TENTU terkecuali, Kotabaru yang memiliki ruang untuk melawan incumbent (Bupati Kotabaru Sayed Jafar Alaydrus). Dari kontruksi beberapa hasil survei, di Banjarmasin dan Kotabaru, sangat memungkinkan adanya perlawanan terhadap petahana,” ucap Taufik Arbain kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Senin (20/7/2020).

Dengan catatan, papar Taufik, adalah ketika incumbent keliru memilih calon wakilnya yang mendampinginya saat berlaga di pilkada serentak pada 9 Desember 2020 mendatang.

Menurut Taufik, kehadiran calon wakil di pilkada harus menjadi pendulang suara (vote getter) berbasis koneksitas dan modal sosial dan modal politik.

BACA : Bakal Ada Empat Petarung, Gerindra Isyaratkan Usung Kader di Pilwali Banjarmasin

Ia mencontohkan nama Hj Ananda, merupakan figur yang memiliki modal sosial dan modal politik yang massif di Kota Banjarmasin. Sebab, Ananda merupakan Wakil Ketua DPRD Banjarmasin dari Golkar.

Begitupula, Taufik menyebut nama Wakil Walikota Banjarmasin Hermansyah dan H Yuni Abdi Nur Sulaiman, Ketua Umum Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB) dan Ketua Pemuda Pancasila Kalsel memiliki modal namun harus dikawal jaringan patronnya.

“Nama-nama berkibar dan memiliki kans tidak sekadar sebagai calon wakil, tapi juga menjelma menjadi calon walikota,” papar Taufik.

Doktor kebijakan publik lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengakui ada dua nama yang menguat sebagai kandidat. Yakni, Sekdaprov Kalsel Abdul Haris Makkie dan petahana, Walikota Ibnu Sina.

BACA JUGA : Hj Ananda Kantongi Surat Tugas, Supian HK : Golkar Kalsel Hanya Usulkan Haris Makkie

Menurut Taufik, baik Ibnu Sina maupun Haris Makkie tentu akan memilih sang calon wakil untuk menopang suara keduanya saat berkontestasi di Pilwali Banjarmasin 2020 mendatang.

“Sebab, baik Ibnu Sina maupun Haris Makkie akan berhadap-hadapan, sehingga harus memiliki paket yang kuat. Di tengah laga keduanya, ada sosok Khairul Saleh yang merupakan Kepala Disdukcapil Banjarmasin berpasangan dengan Habib Ali Alhabsyi,  tentu paham betul soal itu,” papar Taufik.

Menurut dia, majunya Khairul Saleh-Habib Ali Alhabsyi lewat jalur independen berpotensi menggugah nuansa kebatinan pemilih Banjarmasin.

BACA JUGA : Haris Makkie atau Ananda Disurvei, DPP Golkar Duetkan Dua Bupati Sayed Jafar-Sudian Noor

Untuk itu, Taufik menegaskan tidak bisa dipandang remeh, ketika pasangan calon non parpol ini maju berlaga, karena eksistensinya dalam kancah politik ibukota Kalsel bisa membelah dan membagi suara pasangan calon lainnya.

“Ada lagi, sosok Hj Ananda yang memiliki modal sosial, karena dikenal sebagai wakil rakyat, aktivis sosial, dan figur cantik karena pernah runner Putri Indonesia menjadi sumber pemikat yang bisa merebut hati para pemilih,” papar Datuk Cendikia Kesultanan Banjar ini.

Ia juga membaca kans Hj Ananda untuk maju masih terbuka, karena pengalaman politik dan kariernya di parlemen. Begitu pula, H Yuni Abdi Nur Sulaiman di balik nama besar sang ayah, mendiang H Abdussamad Sulaiman HB (H Leman) memiliki modal di jaringan Barito Putera serta loyalis H Leman yang melegenda.

“Dalam hal ini, saya katakan sosok Hj Ananda dan H Yuni Abdi Nur Sulaiman dalam paket berbeda akan membelah suara Golkar. Dalam hal ini, hj Ananda akan menjadi kuda hitam dan merupakan ‘gadis rebutan’,” paparnya.

BACA JUGA : Dari Perang Baliho Sampai Voting, Perebutan Survei Golkar Haris-Ananda dan H Yuni

Pengamat politik FISIP ULM Dr Taufik Arbain

Direktur Lembaga Survei  Banua Meter mengakui dalam kalkulasi politik, tak hanya sosok Haris Makkie yang berlatar belakang Ketua PWNU Kalsel atau Ibnu Sina sebagai petahana, tapi ada pula Sekretaris DPD PDIP Kalsel yang juga Wakil Ketua DPRD Kalsel Syaripuddin atau Bang Dien, turut mewarnai.

“Mengapa? Karena ada variabel lain yang dahsyat yang bisa membelah suara loyalis pemilih H Muhidin (mantan Walikota Banjarmasin dan Ketua DPW PAN Kalsel) di Banjarmasin. Nah, kemana para loyalis konstituen H Muhidin akan berlabuh? Ini adalah political real yang nuansa kebatinannya melebihi dari sekadar kader partai,” tegas Taufik.

BACA JUGA : PAN Gabung Golkar Pilih Usung Duet Haris Makkie-H Yuni di Pilwali Banjarmasin

Ia pun menganalogikan ibarat kata kemana dia berlabuh, ke sana air akan menghanyutkan. Tak mengherankan, dalam kamus pengamat politik senior ini, Pilwali Banjarmasin adalah pilkada perang bintang, bukan even politik biasa. Apalagi, di tengah pandemi Covid-19, justru menjadikan situasi yang ada bernilai positif bagi semua petarung di Banjarmasin.

“Sebab, Ibnu Sina sebagai incumbent akan berhadapan dengan birokrat tulen yang tidak sekadar memiliki kemampuan birokrasi dan manajemen, tetapi figur yang memiliki art of leadership yang menjamah sosial kemasyarakatan,” tuturnya.

Masih menurut da, sistem direct democracy saat ini adalah salah satu input memenangkan. Ini terdapat pada dua sosok yakni Haris Makkie dan Khairul Saleh menggandeng Habib Ali Alhabsyi untuk menyongsong Pilwali Banjarmasin 2020 mendatang.

BACA JUGA : Maju Berlaga di Pilwali Banjarmasin, Walikota Ibnu Sina Kantongi Surat Dukungan Demokrat

Taufik mengatakan Haris Makkie sebagai birokrat senior memiliki modal sosial dan jaringan serta tim yang massif dan telah bergerak menjadikan sosok sebagai calon pemimpin alternative bagi masyarakat kota.

“Saya kira ini menjadi tantangan bagi incumbent. Saya jusrtu menilai Pilkada Banjarmasin akan panas dan benar-benar perang bintang, jika Ibnu Sina menimbang ulang sosok Arifin Noor (Kepala Dinas PUPR Banjarmasin) sebagai wakilnya. Tetapi, harus melirik nama-nama yang mampu meraup suara dan memiliki jaringan luas,” tandas Taufik.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.