Siring Tendean Ditutup, Pedagang : Kami Mati Bukan Karena Corona, Tapi Kelaparan

0

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Banjarmasin menutup kawasan wisata Siring Tendean, sejak beberapa hari lalu. Pada Minggu (12/07), terlihat kawasan siring dengan ikonnya Menara Pandang tersebut dipasangi tali agar tidak ada pengunjung yang masuk.

SELAIN itu, personel Satpol PP bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin juga nampak berjaga-jaga. Penutupan ini, menuai protes dari pedagang kaki lima di kawasan itu.

Meski masih bisa berjualan, namun mereka mengaku berkurang. Karena di kawasan itu hanya dipenuhi lalu lalang masyarakat yang berolahraga memanfaatkan Car Free Day (CFD). 

Seorang pedagang kaki lima (PKL), Hairiah menilai, kebijakan Pemkot Banjarmasin tidak adil. Karena para pedagang di sejumlah pasar di Banjarmasin masih diperbolehkan berjualan.

BACA : Siring Tendean Ditutup, Warga Menumpuk Di Kawasan 0 Kilometer Banjarmasin

“Di sini, kan cuma seminggu sekali. Kenapa tidak boleh? Sedangkan di pasar boleh berjualan. Malah di sana lebih berjubel. Kalau seperti ini, kami mati bukan karena Corona. Tapi mati kelaparan,” kata perempuan penjual jajanan berbagai krupuk ini. 

Terpisah, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, penutupan kali ini merupakan penegasan dari kebijakan pemerintah kota. Karena, kawasan itu memang tidak pernah dibuka. Hanya saja, masyarakat salah memahami. Ditambah lagi, saat itu tidak ada penjagaan. Sehingga di akhir pekan pengunjungnya sempat membludak. 

BACA JUGA : Tiga Pekan Diserbu Warga, Takut Corona Kawasan Siring Tendean Ditutup Total

Selain itu, kata Ibnu Sina, banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Seperti tidak memakai masker, berkerumun dan mengajak anak-anak. Bahkan balita yang rentan tertular virus Corona. 

“Ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Banjarmasin berakhir, masyarakat memahaminya kawasan wisata sudah dibuka kembali. Padahal memang belum dibuka lagi,” ujar Ibnu Sina ditemui usai mengimami shalat jenazah petugas medis yang wafat karena Covid-19 di halaman Gedung Pemulasaran Jenazah RSUD Ulin Banjarmasin. 

BACA JUGA : Wisata Siring Dibuka, Ternyata Banyak Warga Tak Disiplin Protokol Kesehatan

Sedangkan CFD, dinilai Ibnu Sina, memang sudah dibolehkan. Karena masyarakat yang berolahraga di kawasan itu, hanya melintas. Meskipun ramai, tapi tidak menumpuk atau berkerumun. Serta tetap diwajibkan mematuhi protokol kesehatan. 

Bagi masyarakat yang rindu menikmati wisata di Siring Tendean, termasuk Pasar Terapung diminta Ibnu Sina untuk bersabar. Diakuinya, akan ada evaluasi sebelum membuka tempat wisata. “Setelah ini, nanti akan kita atur baik-baik,” ujar Ibnu Sina.(jejakrekam) 

Penulis Deden
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.