Ternyata Ada 14 SMPN di Banjarmasin Masih Lowong, Siswa Bisa Daftar Lewat Offline

0

PENERIMAAN peserta didik baru (PPDB) secara online tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banjarmasin baik jalur prestasi, afirmasi, maupun zonasi sudah ditutup sejak 4 Juli 2020 lalu.

SETELAH sebelumnya data dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin menunjukkan ada 13 SMP Negeri yang masih lowong. Namun setelah diperbarui data dari Disdik, ternyata ada 14 sekolah yang belum memenuhi kuota.

“Kalau kemarin itu ada 13 sekolah, sekarang setelah diperbarui lagi aplikasinya ternyata ada 14 sekolah yang tidak memenuhi kuota,” ungkap Kepala Disdik Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Rabu (8/7/2020).

BACA : Jalur Prestasi Sepi Peminat, PPDB Online 18 SMP di Banjarmasin Belum Terpenuhi

Empat belas sekolah negeri yang masih belum terpenuhi tersebut di antaranya SMPN 10, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 25, 28, 29, 32, dan SMPN 34 Banjarmasin.(data terlampir di bawah)

Atas kondisi tersebut, kata Totok, Pemerintah Kota melalui Disdik Banjarmasin memutuskan masih membuka penerimaan siswa baru secara offline hingga tahun ajaran 2020/2021 dimulai pada 13 Juli mendatang.

BACA JUGA : Hari Pertama, Puluhan Calon Siswa Daftar PPDB Online di Banjarmasin

Totok meminta kepada orangtua atau wali murid untuk segera mungkin memasukan anaknya yang masih belum menemukan sekolah ke SMP Negeri yang masih lowong.

“Karena memang sekolah negeri ini ada untuk melayani masyarakat. Jangan sampai ada anak-anak apalagi di usia SD tidak bersekolah,” tuturnya.

Selain itu, Totok meminta kepada orang tua untuk memasukan anaknya di sekolahyang terdekat dengan domisili mereka berada. “Memang hak mereka memilih sekolah itu, tapi orang tua tolong dipertimbangkan jarak sekolahnya dengan domisili,” ujarnya.

BACA JUGA : Kuota Belum Terpenuhi, 13 SMPN di Banjarmasin Diperbolehkan Terima Siswa Baru

Lalu apa alasannya sehingga sejumlah sekolah tersebut masih belum terpenuhi kuota?

Menurut Totok, ada beberapa indikasi yang membuat sekolah tersebut kurang peminat. Misalnya seperti jarak yang saling berdekatan atau akses yang sulit untuk ke sekolah.

“Letak sekolah kita ini kan tidak strategis, misalnya di Banjarmasin Utara itu ada SMPN 21, 29, 31, 32 ini berkumpul nih, berdekatan. Yang kedua akses, ada beberapa yang agak sulit contoh seperti akses SMP 22, 28, 29,” jelasnya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.