Curahan Penderita Covid-19 di Akun FB, Psikolog UMB : Dukungan Moril Bikin Imun Tubuh Meningkat

0

TERINFEKSI virus Corona (Covid-19) hingga saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Penularannya yang kian massif dan tak kenal kalangan, bahkan bisa berakibat fatal membawa kematian, jika daya tahan tubuh seseorang lemah.

HAL itu turut dirasakan seorang pria dengan akun facebook bernama Rusmin. Dari hasil penelusuran jejakrekam.com, Rusmin merupakan seorang kepala SMA di Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala.

Tak hanya memposting di akun FB, Rusmin juga menuliskan kisah perjuangan melawan Covid-19 dalam blog pribadinya, berjudul “Aku Belum Siap Mati Karena Covid-19” yang terbit pada Sabtu (27/6/2020) lalu. Rusmin terang-terangan mengakui dirinya terpapar virus corona.

Di laman FB dan blog pribadinya, ia menyebut sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menghindar agar tidak tertular Covid-19. Namun tuhan berkehendak lain.

BACA : Covid-19 Permasalahan Kita Bersama : Tingginya Angka Kasus dan Kematian Pasien

“Ketika aku sakit yang indikasinya kena Covid-19. Hal ini dikuatkan dengan diagnosa tim medis saat pemeriksaan awal. Saya sadar karena pertanyaan tim medis ibarat ulangan semester, saya dapat nilai tertinggi 100. Artinya, semua indikasi dengan ciri-ciri Covid-19 ada pada saya saat itu,” tulisnya.

Ia juga menceritakan, tim medis saat itu melakukan pemasangan alat-alat yang tak asing baginya seperti selang oksigen, alat detektor jantung, paru-paru dan berbagai alat lainnya seperti dijepit pada kaki, tangan, dada.

Lebih jauh, Rusmin mengaku teringat pada ‘Sang Khaliq’ dan kematian. “Sadar bahwa akhir dari kehidupan di alam fana ini adalah kematian lalu kehidupan berikutnya di hari perhitungan/hari pembalasan. Namun untuk menunggu itu kita harus terbujur kaku sendirian bahkan sampai tersisa kerangka di dalam kubur, entah itu berapa lama,” tulisnya lagi.

Lebih miris, Rusmin bercerita soal profesi anaknya yang menjadi salah satu petugas penguburan orang meninggal dunia akibat Covid-19. Dalam benaknya, sempat terpikir bahwa selanjutnya ia dan istrinya yang dimakamkan langsung oleh anaknya itu.

BACA JUGA : Divonis Positif Terinfeksi Covid 19, Setelah Periksa Ternyata Sakit Maag

“Saat itulah terpikir oleh saya “apakah aku dan istriku yang akan menjadi giliran berikut untuk ia sholatkan dan kuburkan”. Ya, kira-kira pikiran itulah yang ada pada anak saya, sehingga membuat saya takut mati karena Covid-19,” kata tenaga pendidik itu.

Postingan Rusmin ini pun mendapat sedikitnya 429 komentar pengguna FB. Mereka mendoakan dan menyemangati yang bersangkutan untuk kuat dan cepat sembuh dari infeksi Covid-19.

Menanggapi kondisi itu, Psikolog Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB), Ceria Hermina menilai saat ini masyarakat pelan-pelan sudah mulai paham tentang Covid-19.

Berbeda dengan dulu, pengidap Covid-19 memunculkan stigma buruk dan seakan menjadi aib. Sekarang justru banyak orang yang terang-terangan mengakui bahwa dirinya mengidap virus Corona.

“Banyak kok orang-orang yang menulis seperti ini. Memang masih ada yang takut dengan stigma, tetapi ada juga yang membuka ini sebagai bentuk edukasi bahwa Covid-19 itu beneran ada loh,” kata Ceria saat dihubungi jejakrekam.com, Rabu (1/7/2020).

BACA JUGA : Diyakini Berkhasiat, Minyak Kayu Putih Jadi Obat Alternatif Covid-19 Kini Diburu Masyarakat

Itu karena, beber Ceria, pengidap Covid-19 tersebut saat ini mengalami tekanan mental yang cukup kuat sehingga ia harus mencurahkan isi hatinya dengan menulis. Selain itu, untuk mengingatkan masyarakat akan bahayanya penularan Covid-19 yang tak bisa dilihat oleh kasat mata tersebut.

“Dan dia mengajak masyarakat untuk sama-sama memberantas penyakit berbahaya ini,” terangnya.

BACA JUGA : Ketua IDI Kalsel : Terjangkit Corona Bisa Sembuh Sendiri, Asal Daya Tubuh Kuat

Menurut psikolog lulusan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini, pria yang bernama Rusmin itu harus mendapat dukungan moral secara penuh oleh orang terdekatnya. Karena, kata Ceria, semakin tinggi tekanan mental seseorang maka akan berdampak pada menurunnya imun tubuh.

“Mungkin dengan menulis beliau bisa mencurahkan beberapa kecemasannya, artinya orang-orang yang paham harus men-support beliau, karena belum tentu apa yang dipikirkan oleh Bapak ini bisa terjadi,” tutup Kepala Prodi Psikologi UMB Banjarmasin.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.