Berbiaya Rp 40 Miliar Lebih, Anggota Komisi V DPR Soroti Proyek Kelayan Barat Belum Penuhi Target
ANGGOTA Komisi V DPR RI Muhammad Rifqinizamy Karsayuda meminta pelaksana proyek paket peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin Kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP) harus dipercepat akselerasinya agar memenuhi target.
PROYEK bernilai puluhan miliar berasal pinjaman Bank Dunia untuk pos Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), justru kontrak pengerjaannya sudah dimulai pada April 2020 lalu.
“Ini proses pekerjaan belum signifikan, sekarang sudah bulan Juni, sedang kontrak pada April 2020 lalu, dengan dana Rp 40,58 miliar melalui pola tahun jamak (multiyears),” ucap Rifqinizamy Karsayudha saat melakukan kunjungan ke lokasi proyek di Jalan Teluk Kelayan, Banjarmasin, Rabu (17/5/2020).
Politisi PDI Perjuangan ini mengingatkan, agar proyek sesuai target selesai pada Juni 2021. “Jadi pelaksaana harus selesai sesuai target, dan akselerasi percepatan pekerjaan harus dilakukan,” ucap Rifqi.
BACA : Kadin Kalsel Dukung PT ATK Sanggah Proyek Pemukiman Kumuh Berpagu Rp 49,4 Miliar
Ia mengaku kaget dengan tidak siapnya pelaksana menyediakan APD, dan lainnya. “Ya saya berbaik sangka saja, dan percaya pelaksana bisa bekerja dengan baik,” kata mantan dosen Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.
Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Kalimantan Selatan Muhammad Reva berharap dengan pembangunan proyek pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP), bisa mengurangi kawaasan kumuh di Kota Banjarmasin.
“Dirjen PUPR melalui Cipta Karya memiliki target dari sektor air minum, sanitasi, dan pemukiman kumuh,” beber Reva.
Menurut dia, tidak hanya penataan kawasan kumuh, namun juga penataan sanitasi. Reva mengatakan perlu dukungan semua pihak, agar program bisa berjalan lancar dengan target Juni 2021 rampung, jika tidak ada kendala apapun. “Ya, semuanya sudah kami sosialisaikan ke masyarakat,” katanya.
BACA JUGA : Wilayah Kumuh Banjarmasin Tersisa 308 Hektare
Sementara itu, pelaksana proyek dari Surabaya PT Media Cipta Perkasa Agus Azis mengaku pekerjaan selama 14 bulan. “Harapannya bisa tercapai sesuai target proyek ini pada Juni 2021 bisa rampung,” kata Agus Azis.
Plt Ketua Harian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Selatan H Wijaya Kusuma Prawirakarsa mengingatkan proyek yang menggunakan dana Bank Dunia itu bukan dana gratisan. Termasuk, paket pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP).
“Apalagi kawasan Teluk Kelayan menurut survei WHO adalah kampung terpadat di dunia dan terkumuh. Jadi, wajar mendapat perhatian dunia, sehingga paket pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP) berasal dari Bank Dunia,” ucapnya.
Menurut Wijaya, dana dari Bank Dunia harus dipertanggungjawabkan oleh Kementerian PUPR dan kontraktornya. “Saya khawatir pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP) di Teluk Kelayan tidak bisa diselesaikan dengan baik,” ujarnya.
Ia meminta kontraktor yang melaksanakan agar bersungguh-sungguh untuk melaksanakan. “Ini menjadi percontohan di Kota Banjarmasin. Jika pekerjaan baik maka pihak Bank Dunia akan memberikan kembali dana untuk proyek lainnya,” ucapnya.
BACA JUGA : Ada 41 Ribu Warga Kalsel Belum Punya Rumah, Rusun Masih Dibutuhkan
“Sebaliknya, jika pekerjaan tidak baik, maka bank dunia tidak akan mengucurkan dana kembali. Jangan sampai kontraktor luar daerah yang bekerja di Kalimantan Selatan tidak bagus melaksanakan pekerjaannya baik APBD, APBN, atau loan,” cetus Wijaya.
Menurut dia, Kadin tentu berkewajiban melakukan pemantauan terhadap proyek yang ada di daerah. “Ya, intinya peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP) kami pantau setiap saat. Artinya jangan hanya menerima uang muka, sedang progress pekerjaan belum mencapai, termasuk penyediaan K3,” imbuhnya.(jejakrekam)