Kalsel Masih Zona Merah, Umat Kristiani Belum Berani Ibadat Bersama di Gereja

0

KERINDUAN untuk beribadah di rumah ibadah yang sempat terkendala akibat mewabahnya virus Corona (Covid-19) di Banjarmasin, tak hanya dirasakan umat Islam. Ini ketika, lebih dari tiga bulan selama pandemi, tak ada lagi peribadahan jumatan.

KONDISI ini juga dirasakan umat Kristiani di Banjarmasin. Mereka pun menyambut gembira terbitnya Surat Edaran (SE) Menteri Agama Fachrul Razi Nomor 15 Tahun 2020, jadi paduan penyelenggaran kegiatan keagamaan di rumah ibadah agar masyarakat produktif dan aman Covid di masa pandemi.

Direktur KKI Keuskupan Banjarmasin, Pastor Antonius Bambang Doso Susanto mengakui selama ini di gereja-gereja Katolik baik yang ada di Banjarmasin maupun tempat lainnya tidak ada peribadatan bersama sejak ada pandemi virus Corona.

“Makanya, semua umat diajak untuk berkorban di masa pandemi ini. Sebagai warga negara, tentu banyak yang bisa kita lakukan, terlebih sebagai umat manusia. Kita harus mendekatkan hati dan persaudaraan sesama manusia,” ucap Romo Doso dalam dialog virtual digelar Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin membahas soal new normal kegiatan keagamaan dipandu Noorhalis Majid, Rabu (10/6/2020).

BACA : Cegah Merebaknya Covid-19, Gereja Katedral Banjarmasin Tiadakan Misa Peribadatan

Begitupula, Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Kalimantan Selatan  Pdt Kornelius Sukaryanto mengungkapkan gereja-gereja yang ada di lingkungan PGI belum bisa melaksanakan ibadat bersama.

“Kami hanya bisa melakukan ibadat virtual. Para penyelenggara hanya terdiri dari enam atau tujuh orang, namun tetap menjaga jarak,” kata Kornelius.

Ia mengatakan apara penyelenggara dari masuk ruangan sampai proses peribadatan berlangsung, tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Semua itu akan kami jalankan, samapai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel menyatakan provinsi sudah zona hijau,” ucap Kornelius.

BACA JUGA : Rumah Ibadah Dibuka Bertahap, Wisata Siring Sungai Martapura Tetap Ditutup

Namun, Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Banjarmasin, AJ Djono Poerwadi menegaskan jika melihat Banjarmasin masih zona merah, maka peribadatan bersama tidak mungkin bisa dilaksanakan.

“Inilah mengapa, perlu penyadaran yang holistic melalui audio visual dan pemberitahuan kepada umat beragama, agar tidak menggampangkan masalah Covid-19 ini,” ucap pria yang juga pegiat industri pariwisata ini.

Rektor UIN Antasari Prof Dr Mujiburrahman pun mengakui ajaran agama itu sangat penting dalam mengelola stress yang dialami umat. Makanya, dalam ajaran agama itu selalu diajarkan untuk meningkatkan sabar, bersyukur dan sebagainya.

BACA JUGA : Sudah Boleh Shalat Jumat, Walikota Ibnu Sina : Majelis Taklim Belum Bisa Diizinkan

“Memang, semua itu sangat personal. Makanya, yang personal itu harus dikelola agar tak berbahaya. Inilah mengapa kita memerlukan tokoh-tokoh yang memiliki kepribadian kuat dan pengaruh. Nah, inilah pentingnya agar SE Menag ini dibumikan, agar maksimal dampaknya harus melibatkan tokoh-tokoh lokal,” kata guru besar sosiologi agama ini.

Bagi Mujiburrahman, apa pun agama, suku atau budayanya, semua itu kembali pada kemanusiaan kita. Untuk itu, akademisi yang juga aktivis Nahdlatul Ulama (NU) ini pun mengajak agar terus mendorong petugas lebih ketat pengawasannya dalam menjalankan protokol kesehatan untuk masyarakat.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.