Cerita Masrah, Penjaja Kue Bingka di Banjarmasin yang Hampir Berusia Satu Abad

0

MASA tua mestinya dipilih setiap orang untuk banyak menghabiskan waktu istirahat di rumah, dibanding harus bekerja mencari nafkah.

NAMUN hal tersebut tidak berlaku pada Masrah, sosok wanita renta asal Banjarmasin yang sudah berusia 87 tahun ini.

Meski hampir berusia satu abad, Masrah masih memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai penjual kue bingka khas Banjar keliling.

Harga kue bingka yang dipatok Masrah pun lumayan terjangkau. Untuk setiap satu kue, ia mematok harga Rp 25 ribu.

Masrah biasanya sering terlihat membawa beberapa toples besar yang berisi kue bingka. Ia biasanya berkeliling di kawasan Sungai Miai, Banjarmasin Utara atau mangkal di depan kios Indomaret setempat.

Kepada jejakrekam.com, Masrah mengatakan alasannya masih berjualan kue bingka keliling di usia lanjut saat ini karena ia tidak ingin merepotkan keluarga.

Pasalnya, saat mendiang almarhum suaminya meninggal pada puluhan tahun lalu, Masrah harus berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri dengan mencari nafkah.

BACA: Harga Gula Melambung, Pemilik Usaha Bingka Bunda Kena Dampak

“Saat suami meninggal, saya harus bekerja untuk mencari nafkah dan bertahan hidup sehari-hari,” ucap Masrah.

Masrah sendiri berjualan kue keliling tersebut sudah lebih dari 50 tahun. Sebelumnya, Ia menjual berbagai macam kue hingga pada saat ini Masrah fokus menekuni usaha kue bingka khas Banjar.

Lebih lanjut, Masrah mengaku memiliki dua orang anak perempuan dan sudah berkeluarga. Putri pertamanya memiliki 6 orang anak, sedangkan putri bungsunya ada 4 anak.

Namun, ia menceritakan, suami dari anak pertamanya telah meninggal sehingga saat ini ia tinggal ditemani putri sulungnya dan 6 orang cucu tersebut. Sekaligus membantu mencari nafkah untuk menghidupi mereka.

BACA JUGA: Jaga Rasa, Bingka Iva Kini Bisa Bersaing di Pasar Wadai Banjar

“Sebenarnya anak sudah melarang untuk berjualan, tapi aku yang maksa. Karena menurutku masih sanggup dan tidak ingin meminta kepada mereka,” ucap Masrah dengan penuh motivasi.

Nenek yang memiliki 6 orang cucu ini menceritakan, dirinya setiap hari diantar oleh cucu nya yang masih menempuh pendidikan. Lalu kemudian ia yang berkeliling untuk jualan.

Namun, seiring berjalannya waktu dan dimakan usia, serta kondisi fisiknya yang sudah tak lagi sama, Masrah saat ini memilih untuk berjualan dua kali seminggu, tepatnya pada setiap hari Senin dan Jumat.

Setiap berjualan, Masrah selalu membawa 10 biji kue bingka untuk dijajakan berkeliling. Ia pun mengakui tidak mesti selalu ludes setiap jualannya tersebut.

“Alhamdulillah aja kita syukuri, memang pernah ada yang sampai satu biji aja terjual sehari itu,” ujarnya.

Lebih jauh, Masrah menceritakan pengalaman hasil jualannya yang pernah dicuri oleh orang. Saat itu, katanya, ia sedang lengah. Lalu, saat ia mencek, dompetnya sudah kosong.

“Itu ada sekitar Rp 200 ribuan lebih hasil jualan seharian. Tapi tidak apa-apa kita harus sabar. Itu ujian dari Allah,” curhatnya.

Ia pun juga mengakui bahwa dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) ini ikut dirasakannya. Masrah mengaku kesulitan saat berkeliling, pasalnya banyak orang yang masih belum berani keluar rumah, bahkan ada pula sejumlah komplek perumahan yang ditutup untuk orang luar.

Masrah merupakan warga Banjarmasin asli. Ia tinggal di Kelurahan Antasan Kecil Timur, Banjarmasin Utara dan ditemani satu putri beserta 6 orang cucunya.

Diakhir ceritanya, Nenek berusia lanjut ini memberi pesan yang sangat mendalam dan menginspirasi. Meski dirinya sudah berusia renta, ia pantang untuk meminta selama masih bisa bekerja. (jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Donny Muslim

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.