Jika PDIP Berani Usung Kader, Dinamika Pilgub Kalsel Jauh Lebih Menarik

0

LANGKAH catur yang dimainkan mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, bakal berduet dengan eks Wakil Bupati Tanah Bumbu (Tanbu) Difriadi Darjat, didampuk koalisi Partai Demokrat-Partai Gerindra-PKS bakal mengubah peta politik pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel 2020 mendatang.

SKEMA lainnya, jika PDI Perjuangan berani mengusung kadernya sendiri, yakni HM Rosehan Noor Bachri berduet dengan Mardani H Maming, mantan Bupati Tanah Bumbu di poros lain. Sedangkan, di garda petahana, tetap menjual Gubernur Kalsel Sahbirin Noor lewat usungan Partai Golkar.

Antrolopog Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Setia Budhi mengatakan skema adanya tiga petarung dari Pilgub Kalsel, bakal terwujud tergantung pada keberanian PDI Perjuangan selaku parpol pemenang Pemilu 2019.

“Jika melihat peta kekuatan parpol, maka PDIP nampak sangat diperhitungkan akan meraih suara dukungan. Itu artinya PDIP mungkin akan mendorong kadernya untuk maju. Ini dapat dilihat misalnya bagaimana secara kultural PDIP selalu mempertimbangkan kader partai sebagai prioritas pencalonan,” tutur Setia Budhi kepada jejakrekam.com, Sabtu (6/6/2020).

BACA : Denny-Difriadi Berpose Bersama, Kader Gerindra Siap Menangkan Pilkada Kalsel

Apalagi, menurut Setia Budhi, walaupun tidak signifikan, PDIP terbukti telah berhasil menyumbang suara dalam Pilpres 2020. Hal itu tidak dipisahkan dari peran tokoh penting di Kalsel.

Lantas siapa kader potensial yang bisa diusung partai banteng moncong putih itu? Setia Budhi menegaskan pilihan itu tidak jauh dari figur muda Banua yang merupakan kader PDIP. Dua tokoh itu adalah anggota DPRD Kalsel yang juga mantan Wakil Gubernur HM Rosehan Noor Bachri serta Ketua DPD PDIP Kalsel, Mardani H Maming.

“Jika kita membaca langkah catur Denny Indrayana yang telah mengantongi rekomendasi Partai Demokrat, maka bukan mustahil akan ada koalisi dukungan Gerindra dan PKS. Sebab, dua partai jauh lebih nyaman berkongsi dengan Demokrat,” ucap doktor lulusan Universitas Kebangsaan Malaysia ini.

Menurut dia, terbangunnya koalisi Demokrat-Gerindra-PKS juga disamakan satu haluan ideologi serta pengalamannya berkoalisi di daerah lain.

BACA JUGA : Cukup di Golkar, Bupati HSU Wahid Optimistis Bisa Dampingi Paman Birin

Bagaimana dengan Paman Birin-sapaan akrab Gubernur Sahbirin Noor sebagai petahana? Setia Budhi menegaskan tentu Partai Golkar tidak akan tinggal diam. Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kalsel, tentu Paman Birin akan bergerak untuk menggalang koalisi dukungan dalam skema perahu besar.

“Tentu saja, Golkar akan mempertahankan dukungan parpol yang ada, seperti PKB, PPP dan PDI Perjuangan sendiri. Nah, jika Golkar mendayung sampan sendiri, hal itu bisa terjadi. Ini karena, masih ada harapan warga Banua yang sudah cukup baik terhadap kepemimpinan Paman Birin di periode ini,” papar Setia Budhi.

Menurut dia, berbeda jika ternyata kecenderungan perilaku pemilih akan berubah, maka harus dibarengi dengan cara jitu untuk mendongkrak kepercayaan publik.

“Sangat menarik, jika nantinya ada tiga pasangan calon berlaga di Pilgub Kalsel 2020 mendatang. Sebab, masing-masing koalisi parpol punya kekuatan politik yang sama kuat di Kalsel,” tutur Setia Budhi.

BACA JUGA : PPP Tawarkan Golkar, Mau Koalisi Permanen atau Celup Lepas!

Dosen senior di FISIP ULM ini mengatakan untuk mengalahkan incumbent, tentu butuh kerja keras dalam membangun jaringan ke akar rumput. Biasanya, hal itu sudah dilakoni cukup lama, terkecuali kemudian rumput itu kering dan menjadikan ia mudah dibakar.

“Itu artinya dukungan akar rumput mudah saja berubah, jika ada faktor penyebabnya. Dua faktor penyebab ialah krisis kepercayaan publik dan hadirnya pendatang baru yang menggiring opini perubahan,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Didi GS
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.