Jika Wabah Corona Mereda, UIN Antasari Siap Buka Perkuliahan pada September Nanti

0

NASIB perguruan tinggi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk di Indonesia, jadi sorotan Ombudsman. Ini setelah, keran pelonggaran aktivitas sosial ekonomi dan lainnya sudah dibuka pemerintah lewat skenario new normal atau tatanan kehidupan baru.

REKTOR UIN Antasari Prof Dr H Mujiburrahman mengakui saat ini pihak kampus tengah mempersiapkan skenario alternative dalam menghadapi new normal.

“Kami terus melakukan evaluasi apa yang sudah berjalan dan menyusun hal-hal yang akan berjalan. Banyak pelayanan yang telah diberikan kampus, ada perkuliahan di tiap-tiap fakultas, aktivitas laboratorium bahasa, aktivitas asrama hingga kegiatan KKN dan PPL. Semua terus dievaluasi dan dilihat berbagai kemungkinannya, bila tetap berjalan dengan situasi new normal,” ucap Mujiburrahman dalam diskusi virtual helatan Ombudsman Kalsel bertajuk New Normal Pelayanan Pendidikan Tinggi, Rabu (3/6/2020).

BACA : Pembangunan 10 Gedung Baru Dimulai, UIN Antasari Makin Moncer

Mujiburrahman menegaskan untuk perkuliahan sudah dievaluasi, karena selama ini sudah berjalan secara daring. Tidak ada masalah menyangkut perkuliahan.

“Mahasiswa menggunakan google class room, atau Whatsapp (WA). Ini lebih murah dan mudah diakses,” ucapnya.

Kini, beber Mujib-sapaan akrabnya, tinggal yang akan disusun adalah soal kegiatan mahasiswa di asrama. Sebab, mahasiswa baru wajib tinggal di asrama selama dua bulan.

“Mereka mengikuti berbagai pembekalan. Maka akan diupayakan juga dengan cara daring atau dengan protokol kesehatan,” ucapnya.

Diakui Mujib, memang saat semuanya berjalan dengan normal, lalu tiba-tiba dihentikan karena adanya Covid-19, tentu semua kaget dan tidak tahu apa yang akan dilakukan.

“Makanya, saat itu juga kami melakukan evaluasi dan berusaha menyesuai situasi. Dalam menghadapi new normal ini, ada tiga skenario yang akan dilakukan,” papar Mujib.

BACA JUGA : Pesan Psikolog Agar Mahasiswa Tidak Stres Kuliah Daring

Ia menjelaskan tiga skenario itu adalah kalau optimistis Covid-19 ini akan berakhir atau mereda, maka perkuliahan bisa dilakukan pada September 2020 nanti, tentu dengan protokol new normal.

“Kedua, bila keadaan tidak juga baik  dan tidak juga buruk, atau kondisi ketiga, kondisinya justru memburuk. Maka untuk keadaan kedua dan ketiga, perkuliahan tatap muka akan dipadukan dengan daring, tentu diatur dengan ketat,” paparnya.

Termasuk, beber Mujib, ujian mahasiswa, ujian tesis dan disertasi, semuanya dilakukan daring atau online. Memang, khususnya disertasi terbuka untuk strata 3 (S3) belum bisa dilakukan secara online.

“Termasuk, belum ada wisuda dengan daring seperti di Universitas Lambung Mangkurat (ULM).  Bahkan, wisuda bulan April tadi, sudah kami tunda, namun bila Agustus, kondisinya tidak membaik, sangat mungkin wisuda bulan Agustus dilakukan via daring,” ucap guru besar humaniora ini.

BACA JUGA : Demi Kuliah Daring, Mahasiswi Uniska Rela ke Hutan dan Tempuh Jarak Puluhan Kilometer

Mujib menegaskan UIN Antasari juga selalu mengimbau untuk meningkatkan filantropi bagi mahasiswa tidak mampu. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, jangan sampai mahasiswa putus kuliah hanya karena tidak mampu secara ekonomi. Karenanya, perlu bantuan dari yang mampu.

“Kepedulian terhadap yang tidak mampu ini harus ditumbuhkan, karena di tengah situasi seperti ini, pasti banyak mahasiswa yang mengharapkan bantuan,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.