Bersiap Menuju New Normal, Pakar Kesehatan Ingatkan Vaksin Covid-19 Belum Ada

0

TIGA daerah di Kalimantan Selatan memutuskan tidak memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yakni Banjarmasin, Banjarbaru dan Kabupaten Banjar dengan enam kecamatannya.

TERKECUALI, Kabupaten Barito Kuala (Batola) memilih opsi memperpanjang PSBB terhitung efektif sejak Sabtu (30/5/2020) hingga berakhir pada 12 Juni 2020 mendatang.

Tiga daerah pun tengah mempersiapkan diri memasuki tahap new normal atau normal baru. Banjarmasin sendiri sudah melaksanakan PSBB hingga tiga jilid selama 38 hari, dan berakhir pada Minggu (31/5/2020) ini.

Spanduk new normal pun mulai betebaran di berbagai sudut kota. Ini terlihat seperti di ruas Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Siring Titik Nol Kilometer Banjarmasin.

BACA : Tablet Campuran Aspirin, Hentikan Pandemi Flu Spanyol di Banjarmasin (2-Habis)

Ada rasa waswas warga ketika memasuki tahapan kehidupan baru pasca pemberlakuan PSBB di Banjarmasin. Ini karena, aktivitas perekonomian dan sosial kemasyarakatan pun dibuka seperti pasar, restoran, mall, rumah ibadah dan lainnya, meski tetap diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama pencegahan penyebaran virus Corona (Covid-19).

Banjarmasin sendiri mencatat rekor tertinggi kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan. Bahkan, trend kasus terjangkit virus Corona pun belum melandai, justru makin melonjak naik.

BACA JUGA : Berawal dari Hong Kong, Kasus Flu Spanyol Seabad Lalu, 1.424 Warga Banjarmasin Menjadi Korban (1)

Warga Banjarmasin, Rizky Wardana mengaku khawatir jika pemberlakuan new normal tersebut justru menambah kasus pasien positif virus Corona semakin meningkat tajam.

“Apabila pemerintah tidak menyiapkan dengan matang kebijakan hidup normal kembali tersebut, kasus penderita positif Corona akan semakin meningkat,” ucap Rizky Wardana kepada jejakrekam.com, Minggu (31/5/2020).

Ia mengakui bahwa kesadaran warga Banjarmasin untuk menjalankan protokol kesehatan sejauh ini masih kurang, meski hanya beberapa orang yang taat. Padahal, beber Rizky, protokol kesehatan menjadi sangat penting saat pemberlakuan new normal nanti.

BACA JUGA : Sehari Sebelum PSBB Berakhir, Pos-Pos PSBK Mulai Betebaran di Banjarmasin

Di sisi lain, mahasiswa yang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri ini mengatakan, new normal mau tidak mau harus dijalankan dalam menggerakkan roda ekonomi yang sudah mengalami kepincangan saat ini.

“Tentu kita berharap keputusan pemerintah ini bisa berbuah baik, bukan sebaliknya bisa memicu ledakan kasus Covid-19 di tengah pemberlakuan new normal,” ucapnya.

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Prof Dr Husaini justru melihat faktor yang menyebabkan PSBB tidak efektif berbagai macam variabelnya.

Dalam makalahnya berjudul Yang Terlupakan dalam Mengatasi Covid-19 di diskusi virtual Forum Intelektual Dayak Nasional (FIND) Kalimantan Selatan, belum lama tadi, Husaini mengungkapkan faktor itu adalah heroik dari pemerintah dan stakeholders sangat rendah.

“Rasa atau sense of crisis (kepedulian terhadap krisis) terhadap Covid-19 juga terbilang rendah. Akhirnya, masyarakat merasa tidak memiliki PSBB,” ucap Husaini.

BACA JUGA : Trend Kasus Covid-19 Naik, Kadinkes Akui Banjarmasin Belum Siap New Normal

Pakar ilmu kesehatan masyarakat ini mengungkapkan persepsi masyarakat terhadap sehat dan sakit dalam pandemi Covid-19 ini juga minim, belum ditambah tingkat kepercayaan publik (public trush) terhadap pemerintah juga rendah.

“Ini belum lagi soal PSBB yang terlampau lama, membuat masyarakat jenuh, hilang pekerjaan dan lainnya. Ini juga bisa memicu masyarakat stress, hingga cabin fever atau perasaan negatif akibat terlalu lama terisolasi dalam rumah atau tempat tertentu selama pemberlakuan PSBB,” kata Husaini.

Menurut dia, perang terhadap Covid-19 tidak akan berakhir, selama vaksin virus ini belum ditemukan termasuk obat yang mujarab untuk membunuhnya.

“Apalagi, di Kalimantan Selatan juga tidak terjadi perang semesta terhadap Covid-19 secara heroik yang harusnya melibatkan semua unsur baik pemerintah maupun stakeholders, dalam hal ini masyarakat,” ucap Husaini.

Ia menyarankan di tengah kehidupan menuju normal yang hingga kini belum ditemukan vaksin atau obat Covid-19, maka masyarakat harus bisa adaptif dengan keadaan.

BACA JUGA : Kurang Rp 160 Miliar untuk New Normal, Pemkot Banjarmasin Pangkas Anggaran SKPD

Caranya, mengikuti atau menjalankan protokol kesehatan, selalu akses pengetahuan terupdate mengenai Covid-19, serta mengasah dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan khususnya untuk pencegahan penyebaran virus Corona.

“Secara psikologis, juga penting untuk membangkitkan rasa heorik dalam skema perang semesta terhadap Covid-19 untuk seluruh komponen masyarakat dan stakeholders,” ucapnya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.