Siapkah Masyarakat Kita Berdamai dengan Covid-19?

0

Oleh : Muhammad Reza Hikmatullah, SH

KEHIDUPAN kembali normal atau dengan sebutan istilah ‘New Normal’ akan menjadi rencana nyata yang saat ini lagi dipersiapkan oleh pemerintah pusat.

PERMINTAAN Presiden Joko Widodo agar beberapa provinsi dan kabupaten/kota yang diharapkan bisa mempersiapkan agar bisa menjalankan metode New normal tersebut antara lain empat provinsi dan 25 kabupaten/kota, termasuk Kalimantan Selatan, khususnya Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin.

Kita ketahui, Pemprov Kalsel bersama empat daerah pun sudah mempersiapkan diri. Khususnya, kota-kota penyangga Banjarmasin yang menjadi episentrum penyebaran virus Corona (Covid-19).

Empat daerah yakni Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Batola juga saat ini masih hangat-hangatnya menjalankan program pembatasan sosial berskala besar yang sebentar lagi berakhir.

BACA : Disiplin Protokol Kesehatan Kurang, BNPB Ragu Kalsel Bisa Jalankan ‘New Normal’

Banjarmasin sendiri sudah menjalankan PSBB hingga jilid ketiga dengan jumlah hari kurang lebih 38 hari. Kemudian disusul tiga daerah lainnya bersamaan dimulai dan berakhirnya.

Bagaimana hasil PSBB di empat daerah itu harusnya menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah, apakah kasus Covid-19 yang ditarget sudah melandai kurvenya. Atau malah justru belum berada di puncaknya.

Lantas bagaimana kesadaran masyarakatselama ini dalam menjalankan protokol kesehatan mencegah terjadi Covid-19? Apakah mereka tetap berkerumun di pusat keramaian dan bagaimana kesadaran memakai masker. Lalu, sejauhama jaga jarak aman itu telah diterapkan, penyediaan fasilitas cuci tangan dengan sabun apakah sudah menjadi kebiasaan kesehariannya. Semua pertanyaan ini bisa akan bertolak belakang dengan fakta di lapangan.

Inilah sebenarnya kunci dari pembiasaan selama PSBB bisa berlanjut ke New Normal. Sebab, potensi masyarakat hidup berdamai dengan Covid-19 justru bisa memicu letupan kasus yang bisa saja tak terkendali lagi.

BACA JUGA : Presiden Jokowi Bakal Kerahkan Aparat di Banjarmasin, Walikota Ibnu Sina Siap Jalankan ‘New Normal’

Upaya pemerintah dengan mengerahkan aparat keamanan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta mematuhi protokol kesehatan sebenarnya adalah tujuan dari PSBB  jelang New Normal.

Inilah mengapa penting sosialisasi yang menyeluruh dan merata dengan pelibatan RT/RW, kelurahan, kecamatan hingga pengelola tempat ibadah agar selalu mengiatkan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan dengan menjalankan protokol Covid-19.

Bagaimana pun empat daerah yang menjadi pusat bisnis Kalsel, khususnya Banjarmasin masih zona merah Covid-19. Semua pintu masuk pun terbuka, bisa saja memicu lahirnya kluster-kluster baru. Ini harus diantisipasi.

Tentu saja, tanggungjawab ini bukan hanya berada di tangan pemerintah dan institusi negara lainnya seperti TNI/Polri. Kesadaran massal masyarakat harus terus dipupuk, agar kehidupan normal kembali itu justru membawa kebaikan pada sisi derajat kesehatan masyarakat. Contoh kecil adalah masih diabaikan mengenakan masker saat berada di luar rumah atau pusat keramaian masih terlihat.

BACA JUGA: Demi Terapkan New Normal, PSSB Enam Kecamatan Kabupaten Banjar Tak Diperpanjang

Dibukanya pusat keramaian publik, tentu akan menjadi beban baru bagi tenaga medis dan fasilitas kesehatan. Jangan sampai di era new normal, membuat kasus Covid-19 malah melonjak terus.

Jangan sampai justru di era new moral, membuat masyarakat kita angkat bendera putih, menyerah untuk terjangkiti Covid-19. Tentu ini bukan yang dimaksud dalam penerapan new normal itu.(jejakrekam)

Penulis adalah Mantan Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Periode 2016-2017

(Isi dari artikel ini sepenuhnya tanggungjawab penulis bukan tanggung jawab media)

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.