Cari Formula Tepat Menuju New Normal, BLF Galang Pendapat di Diskusi Virtual

0

KANTOR Hukum Borneo Law Firm menghelat diskusi online mengangkat isus penanganan pandemic Covid-19 di Banua menuju fase New Normal.

DITARGETKAN peserta mencapai 500 orang bergabung dalam diskusi virtual lewat aplikasi Zoom pada Jumat (29/5/2020) pukul 13.30-15.00 Wita.

Narasumber yang dihadirkan dalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Dr Machli Ryadi, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dr Iwan Aflanie M.Kes yang juga praktisi kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia Kalsel, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalimantan Selatan Subhan Syarief dan dosen Uniska MAB Banjarmasin Adhi Surya Said dan Direktur BLF Muhammad Pazri.

BACA : Kasus Covid-19 Kalsel Diprediksi Memuncak di Juli, New Normal Efektif Bulan Agustus

“Diskusi virtual ini akan dimoderatori Kharis Maulana Riatno dari BLF. Dari hasil diskusi ini bisa diformulasikan langkah penanganan Covid-19 dari berbagai perspektif narasumber dan peserta,” ucap Direktur Operasional BLF, Muhammad Mauliddin Afdie kepada jejakrekam.com, Kamis (28/5/2020).

Menurut dia, diskusi ini penting karena menjelang gagasan new normal yang akan diterapkan di empat daerah yakni Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala (Batola).

“Apakah itu bisa diimplementasikan dari gagasan peserta diskusi ini. Tentunya, sumbang saran ini bisa disampaikan ke pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan ke depan,” ucap Mauliddin.

Ia juga mengutip kasus Covid-19 di Kalsel masih tergolong mengkhawatirkan. Terbukti pada Rabu (27/5/2020), terdata total kumulatif kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan sebanyak 703 kasus, naik drastis menjadi 819 kasus per Kamis (28/5/2020).

BACA JUGA : Jika Terapkan ‘New Normal’, Polda Kalsel Fokus Disiplinkan Warga Taati Protokol Covid-19

Terlebih lagi, saat ini ada 665 pasien Covid-19 dalam perawatan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk. Sedangkan, baru 81 orang sembuh berbanding 72 orang meninggal dunia.

Episentrum kasus Covid-19 masih berada di Banjarmasin dengan angka 365 kasus, disusul Tanah Bumbu (Tanbu) dengan 123 kasus, Kabupaten Banjar (91 kasus), Batola (63 kasus), Tanah Laut (60 kasus), dan 43 kasus di Kota Banjarbaru dan 41 kasus di Kabupaten Tapin.

Sebelumnya, Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel Hanif Faisol Nurofiq memuji langkah cepat yang diambil Tanah Laut, Banjarmasin dan lainnya hingga bisa mendeteksi kasus virus Corona lebih banyak.

“Ini merupakan prestasi dalam tracing dan tracking. Jadi, bisa cepat diketahui untuk langsung ditangani,” ucap Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel ini.

Ia memastikan dana insentif bagi tenaga medis yang bertugas di banyak rumah sakit sudah dicairkan, seperti di RSUD Ansari Saleh, RSUD Ulin Banjarmasin, RSUD Hadji Boejasin Pelaihari, RSUD Hasan Basry Kandangan, RSUD Idaman Banjarbaru dan lainnya.

“Insentif yang diberikan sebesar Rp 155 ribu per hari. Ini sudah dialokasikan oleh Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Provinsi Kalsel,” ucap Hanif.

BACA JUGA : ‘New Normal’ di Tengah Pandemi Harus Segaris Lurus Penurunan Kasus Covid-19

Bahkan, dalam rapat koordinasi bersama 13 kabupaten dan kota juga disepakati rekonsialisasi dan reposisi anggaran untuk penangana Covid-19 berbasis anggaran di Kantor Pemprov Kalsel, Banjarbaru, Rabu (27/5/2020).

“Jadi, kami minta kalau daerah masih kekurangan dana penanganan Covid-19, silakan saja meminta bantuan ke Pemprov Kalsel. Apalagi, sumber dana bisa dimanfaatkan dari APBN dan APBD Provinsi Kalsel,” cetusnya.

Bahkan, Hanif menyebut hingga kini baru sekitar Rp 200 miliar terpakai dari alokasi dana percepatan penanganan Covid-19 di Kalsel sebesar Rp 700 miliar untuk menuntaskan pandemi, agar bisa menuju new normal.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.