Uang Beredar di Pasar Rentan Jadi Media Penularan Covid-19

0

UANG beredar di pasar berpotensi menjadi media untuk menjangkitkan virus Corona (Covid-19). Hal ini terbukti ketika ada empat petugas pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, reaktif terhadap rapid test Covid-19.

HAL ini diakui Kepala Bidang Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan (PSDP) dan Pasar Disperdagin Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar kepada awak media di Banjarmasin, usai bertemu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan, Selasa (27/5/2020).

Menurut Tezar, dari hasil rapid test massal di enam pasar, empat petugas pasar yang selama menarik retribusi di pasar ternyata reaktif. Bahkan, satu orang di antaranya telah masuk dalam pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di RSUD Ulin Banjarmasin.

BACA : Hati-Hati Lonjakan Kasus Corona, Warga Pasar Di Banjarmasin Diingatkan Patuhi Protokol Kesehatan

“Satu petugas pasar yang dirawat di RSUD Ulin itu adalah petugas penagihan retribusi pasar keliling dengan mobil. Memang, hasil tes swabnya belum keluar, walau reaktif pada rapid test,” ucap Tezar.

Ia berdoa yang bersangkutan bisa diberi kesembuhan dan hasil swab PCR justru menunjukkan negatif. Menurut Tezar, potensi petugas pasar terjangkit virus Corona tentu sangat tinggi, karena berada di lingkungan banyak orang.

“Makanya, kami selalu mengimbau agar warga pasar baik pedagang maupun pembeli untuk mengenakan masker, rajin cuci tangan dan menyediakan hand sanitizer. Mereka juga harus disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” kata Tezar.

BACA JUGA : Enam Pasar di Banjarmasin Dilakukan Rapid Test, 129 Orang Reaktif

Lantas bagaimana dengan kerentanan petugas pasar terjangkit Covid-19? Tezar mengakui petugas pasar sangat rentan akibat bersentuhan dengan uang tarikan retribusi dari pasar, yang sudah banyak tangan memegangnya.

“Uang retribusi yang ditarik dari pedagang di pasar, tentu sangat rentan. Makanya, kami sediakan secara mandiri para petugas untuk mengenakan sarung dan masker. Walau, tidak pakai alat pelindung diri,” ucapnya.

Mengenai penyemprotan atau strelisasi pasar diakui Tezar, hanya dilakukan setelah ditemukan ada kasus Covid-19. Namun, kata dia, hal itu sudah dilakukan ketika Banjarmasin telah ditetapkan status tanggap darurat Covid-19.

“Memang tidak rutin, begitu ada yang terpapar, langsung kita lakukan penyemprotan disinfektan di kawasan itu,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.