GUGUS Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kalsel memiliki kekhawatiran khusus terhadap tren lonjakan kasus Corona di Banjarmasin. Musababnya, menurut tim GTPP masih banyak warga yang tidak menjalankan protokol kesehatan di kota seribu sungai, khususnya kawasan pasar tradisional.
KONDISI demikian diakui oleh Ketua GTPP Covid-19 Kalsel, Abdul Haris Makkie, saat memaparkan hasil evaluasi timnya ketika mengunjungi sejumlah pasar tradisional di Banjarmasin, pada Sabtu (23/5/2020) lalu.
Bahkan, menurut Haris, protokol mendasar seperti menggunakan masker pun hampir sebagian besar tidak dilakukan oleh warga pasar, baik pedagang maupun pembeli.
“Padahal protokol kesehatan adalah hal dasar yang harus kita taati dalam memutus mata rantai virus corona,” ucap Haris kepada awak media, Selasa (26/5/2020).
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel ini menilai pelanggaran sederhana terhadap protokol kesehatan seperti itu berpotensi membuat kasus corona di Banjarmasin terus melonjak tajam.
“Kita tidak ingin kasus di Banjarmasin yang sudah cukup tinggi ini terus mengalami penambahan kasus baru dan kluster baru akibat ketidakpatuhan itu,” ujarnya.
BACA: Patut Dicontoh, Warga Banua Anyar Mulai Terapkan PSBK ala ‘Lockdown’ Cegah Corona
Memang diketahui, saat ini kasus Covid-19 marak ditemukan di sejumlah kawasan pasar tradisional. Salah satunya di Pasar Lima dan Pasar Sentra Antasari. Bahkan Sentra Antasari kini ditetapkan sebagai salah satu kluster di Kota Seribu Sungai.
Haris menekankan seluruh sektor, baik pemerintah provinsi, pemerintah kota serta masyarakat mampu bersinergi dalam memutus mata rantai pandemi yang kini hampir mematikan semua sektor usaha.
Senada itu, Kepala Bidang Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan (PSDP) dan Pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar menekankan kesadaran masyarakat dalam berprilaku disiplin sangat penting.
Pasalnya, kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer di lingkungan pasar, dapat mampu menghentikan sebaran dari covid-19.
“Karena sehebat apapun imbauan dan sosialisasi dari pemerintah, tanpa adanya kesadaran warga pasar. Tak akan menjadikan apa-apa,” ujar Tezar. (jejakrekam)